Rabu, 1 Oktober 2025

Banjir Jakarta

Normalisasi Sungai di Jakarta Terbentur Masalah Pembebasan Lahan

Pembebasan lahan di Ibu Kota merupakan tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta

Warta Kota/Alex Suban
Sungai Pesanggrahan di Jalan Deplu Raya, Bintaro, Jakarta Selatan, sudah diperlebar seperti yang terlihat, Jumat (27/9/2013). Normalisasi sungai ini terus dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam memasuki musim hujan. (Warta Kota/alex suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Program normalisasi sungai di Jakarta sebagai salah satu upaya mengatasi banjir yang terjadi setiap tahun terkendala pembebasan lahan.

Sementara, relokasi warga dari bantaran sungai masih harus menunggu selesainya program rusunawa yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Muhammad Hasan, di Jakarta, Senin (13/1/2014), mengungkapkan, upaya normalisasi sungai yang dilakukan Kementerian PU saat ini terhambat oleh persoalan permukiman ilegal yang belum terselesaikan hingga kini.

"Seperti di Pesanggrahan, tanah yang warga tempati itu ilegal. Itu tanah negara. Oleh karena itu, Pak Jokowi agar segera menyelesaikan rusunawa-rusunawanya," kata Hasan.

Pembebasan lahan di Ibu Kota merupakan tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.

Ia mencontohkan, normalisasi Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, baru berjalan sekitar 60 persen. Masih banyak warga yang tinggal di bantaran kali sehingga normalisasi sulit diselesaikan.

Sejumlah program penanggulangan banjir jangka panjang di Jakarta yang saat ini berjalan, sebut dia, adalah normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, Sunter, dan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Pengerjaan sodetan Kali Ciliwung ke KBT dibagi dalam dua tahapan pekerjaan.

Tahap pertama meliputi pembangunan terowongan air sepanjang 1,27 kilometer. Tahap kedua akan dibangun pintu masuk (inlet) dan keluar (outlet) serta normalisasi Kali Cipinang. Peletakan batu pertama pengerjaan sodetan dilakukan Desember 2013 lalu.

"Perbaikan muara sungai juga sudah dilakukan sejak November lalu. Insya Allah terus berlangsung selama tiga tahun," kata Hasan.

Jangka Pendek

Sementara, untuk program jangka pendek, ia mengatakan, Kementerian PU memperbaiki tanggul longsor pada titik rawan banjir, seperti tanggul Latuharhari yang sempat longsor tahun lalu, kini telah selesai ditambal dan diturap.

Begitu pula dengan Pintu Air Karet yang sudah selesai diturap.

Turap, lanjut Hasan, berfungsi untuk menerima debit air yang sangat besar. Penanggulangan sampah juga lebih baik dibanding tahun lalu.
Menurut Hasan, beberapa pintu air besar, seperti Manggarai, Karet, dan Tomang saat ini lebih bersih dari sumbatan sampah.

Meskipun Jakarta masih tergenang, ia meyakini, banjir tahun ini tidak separah tahun sebelumnya.

"Debit banjir tahun ini dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu sudah banyak berubah. Dengan pengerukan, pelebaran, dan normalisasi sungai yang terus dilakukan, saya perhatikan terus membaik kok keadaannya," ujar Hasan. (Kurnia Sari Aziza)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved