Berdiri di Atas Saluran Air, 100 Bangunan di Pulogadung Dirobohkan
Petugas gabungan merobohkan sekitar 100 bangunan yang berdiri di atas saluran air di Jl Palad, Pulogadung, Jakarta Timur Senin (16/12/2013).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas gabungan merobohkan sekitar 100 bangunan yang berdiri di atas saluran air di Jl Palad, Kelurahan Jati, Pulogadung, Jakarta Timur Senin (16/12/2013).
Keberadaan bangunan tersebut dianggap menjadi penyebab banjir saat musim hujan. Seluruh bangunan ini merupakan kios, warung dan toko hingga beton yang dicor pemilik warung. Penertiban ini melibatkan 100 an petugas gabungan. Kemudian satu unit beckhoe dan breacker (alat pemecah beton) juga dikerahkan.
Kasie Pengendalian Prasarana dan Sarana Pengendalian Banjir, Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, Supriyatno mengatakan, penertiban dilakukan terhadap bangunan yang berdiri di atas saluran air. Sebab keberadaannya sudah menyumbat saluran air yang ada.
Dirinya menyebutkan, setelah bangunan ditertibkan, saluran air sepanjang sekitar 1 kilometer ini akan dinormalisasi. Saluran air ini semula lebar dan kedalamannya mencapai 2 meter. Namun saat ini dangkal dan lebarnya menyempit jadi 1 meter. Bahkan sebagian besarnya tertutup rapat oleh beton coran dan bangunan.
"Rencananya nanti saluran air dikuras, sampah dan lumpur dibersihkan, sehingga kondisinya seperti semula. Di atasnya tidak boleh ditutup rapat lagi agar mempermudah perawatan," ujar Supriyatno.
Sementara itu H. Ridwan (62), salah seorang warga RT 01/ RW 03 Kelurahan Jati, mengatakan, wilayahnya menjadi langganan banjir sejak 10 tahun silam. Ia menuding banyaknya bangunan yang menutupi saluran air menjadi pemicunya. Ditambah lagi pedagang yang membuang sampah ke saluran air. Sehingga saluran air tak bisa berfungsi sama sekali. Akibatnya setiap hujan deras, air meluap ke pemukiman warga hingga mencapai 1 meter.
"Paling parah ya di RT 01 dan 14, banjirnya bisa mencapai 1 meter kalau lagi hujan deras. Pedagang seenaknya saja sih setiap hari membuang sampah ke saluran air. Sudah ditegur warga tapi tetap saja diulangi terus. Kami juga sudah berulangkali meminta agar ada penertiban dan pengurasan saluran air ke walikota. Baru kali ini dilakukan," kata Ridwan.
Menurutnya, kawasan Jl Palad Raya setiap harinya ramai pedagang. Sebab kegiatan perdagangan berlangsung selama 24 jam setiap harinya. Pada malam hari, jumlah pedagangnya lebih banyak lagi mencapai 200 an pedagang yang didominasi pedagang sayuran. Padahal, siang hari hanya sekitar 50 an pedagang.
Yang membuat warga geram, hampir semua pedagang membuang sampahnya ke saluran air. Tak heran jika saluran air yang dalamnya mencapai 2 meter ini menjadi dangkal. Di sebagian titik malah terjadi sedimentasi.