Apung Dibawa ke Panti Sosial, Acil ke Balai Kesehatan Hewan
Kemarin kita amankan di sekitar Perempatan Kanal Banjir Timur, Jalan Radin Inten, Duren Sawit dan perempatan Taman Mini Indonesia Indah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, Sabdo Kurnianto menyebutkan, untuk hari ini pihaknya berhasil mengamankan satu pawang beserta monyet peliharaannya, Selasa (22/10/2013).
"Kemarin kita amankan di sekitar Perempatan Kanal Banjir Timur, Jalan Radin Inten, Duren Sawit dan perempatan Taman Mini Indonesia Indah, sama hari ini satu di lampu merah Cawang, jadi total ada tiga," kata Sabdo kepada wartawan dilokasi penertiban.
Sabdo menuturkan, monyet-monyet yang berhasil diamankan selanjutnya akan diserahkan ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) Ragunan.
Sementara Apung akan diserahkan kepada Dinas Sosial untuk dibina di Panti Sosial yang berada di Cipayung, Jakarta Timur.
"Mereka (pengamen topeng monyet) akan dibina dan dialihusahakan dengan diberi keterampilan di oleh Dinas Sosial," katanya.
Dikatakan Sabdo, penertiban ini bertujuan agar DKI Jakarta bebas topeng monyet pada 2014 mendatang. Penertiban topeng monyet berdasar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 1995 tentang Pengawasan Hewan Rentan Rabies serta Pencegahan dan Penanggulangan Rabies, dan Perda nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum yakni setiap pemilik binatang wajib menjaga hewan peliharaan agar tidak berkeliaran.
"Razia ini akan terus dilakukan hingga Jakarta bebas topeng monyet," katanya.
Sebelumnya Apung (50) seorang pawang topeng monyet, diamankan di Perempatan Kalimalang. Tanpa berpikir panjang, Apung langsung membereskan lapak dan menggendong Acil, monyet peliharaannya saat melihat mobil petugas di lampu merah STIE Nusantara, Cawang.
Pelarian Apung berhasil dihentikan di belakang Perumnas, Cipinang Cempedak dan petugas berhasil mengamankannya bersama Acil. Sambil terengah, Apung duduk disebuah warung dan menenggak minuman ringan.
"Saya takut makanya kabur. Saya mah ngga tau kalau dilarang. Saya orang bodoh, mau kerja apalagi?" kata Apung.
Apung yang mengaku tinggal di Jonggol, Bogor, Jawa Barat ini mengaku telah menjalani profesi tersebut selama dua tahun. Setiap harinya ia bolak-balik dari Jonggol ke Jakarta dengan mengendarai motor.
"Saya kerja ini karena tenaganya gak mampu, kalau begini 'kan tidak perlu tenaga. Kalau punya modal saya buka tambal ban aja," ujarnya.