Makanan Mengandung Bahan Berbahaya
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta, melakukan inspeksi mendadak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Ujung Menteng, Jalan Raya Bekasi Km 26, Ujungmenteng, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (23/7/2013) siang.
Sidak tersebut dalam rangka program Pasar Contoh Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Khususnya, untuk saat ini dilakukan uji lab makanan berbuka puasa.
Terbukti, dari 13 sampel bahan makanan yang diambil, ada empat sampel makanan yang positif mengandung bahan berbahaya.
Pantauan Warta Kota, Selasa (23/7/2013) siang, kurang lebih lima orang petugas dari BPOM DKI Jakarta mendatangi pasar tersebut menggunakan sebuah mobil. Dua orang petugas langsung menyasar ke penjual bahan makanan di dalam pasar. Mereka mengambil sebanyak 13 sampel bahan makanan. Kemudian makanan tersebut diuji lab di dalam mobil yang juga menjadi tempat uji lab keliling tersebut.
Staf Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM DKI Jakarta, Made Widdi Ellinda Patra, mengatakan, pihaknya mengambil sampel bahan makanan untuk buka puasa. Seperti pacar cina, lontong, kerupuk merah, cincau hitam, rumput laut, tahu, kolang kaling, dan mutiara.
"Dari bahan makanan tersebut kami lakukan uji bahan berbahaya pada pangan melalui empat parameter pengujian yaitu boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow," kata Widdi ditemui di Pasar Ujung Menteng.
Seperti diketahui, boraks dan formalin digunakan untuk bahan pengawet. Sedangkan untuk methanyl yellow digunakan untuk pewarna kuning pada makanan dan rhodamin B untuk pewarna merah pada makanan.
Bahan berbahaya
Dari 13 sampel makanan yang diuji, sebanyak empat sampel positif mengandung bahan berbahaya. Bahan makanan tersebut yaitu kerupuk merah (positif rhodamin B), mutiara merah (positif rhodamin B), tahu (positif formalin), dan pacar cina merah (positif rhodamin B).
"Sebenarnya dari kasat mata bisa terlihat, seperti contohnya pada kerupuk merah yang biasa digunakan untuk asinan ini, sudah terlihat positif menggunakan pewarna, karena merahnya berpendar, warnanya cerah, ada gumpalan merah atau spot merah. Jika digoreng tanda itu tetap ada," jelas Widdi.
Untuk rhodamin B merupakan pewarna sintetik untuk tekstil dan kertas. Jika dikonsumsi secara berlebihan bisa mengakibatkan kerusakan ginjal, memicu sel-sel kanker, dan kerusakan hati hingga saraf.
Supiah (52), pedagang lontong dan makanan berbuka puasa lainnya, mengaku tidak khawatir dengan sidak tersebut. Pasalnya ia selalu menggunakan bahan yang bebas dari zat berbahaya. (suf)