Jumat, 3 Oktober 2025

Update

Dua Pembobol ATM Ditangkap Saat Sedang Bercinta

ditangkap saat sedang bercinta

zoom-inlihat foto Dua Pembobol ATM Ditangkap Saat Sedang Bercinta
bangka pos/hendra
REKONSTRUKSI PEMBOBOLAN ATM - Kepolisian dari Polres Pangkalpinang menggelar rekonstruksi kasus pembobolan ATM BCA, Sabtu (23/10/2010). Rekonstruksi digelar di 2 TKP yakni ATM BCA Jalan Depati Hamzah, Kelurahan Baciang dan Jalan Koba, Pangkalpinang. Lima tersangka ditangkap di Palembang, Kamis (21/10/2010) subuh. Mereka melakukan aksinya di Pangkalpinang, Selasa (19/10/2010) pagi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua dari tujuh pelaku pembobol dana nasabah perbankan melalui mesin ATM yang dibekuk oleh Subdit Perbankan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus pada 16 dan 17 Juni lalu ditangkap saat sedang bercinta.

Mereka yang dibekuk saat sedang bercinta adalah Aris (42) warga Lampung, dan Miswan (39) warga Lampung yang mengaku sebagai wartawan media Koran Pemburu Kasus (KPK).

Aris ditangkap di sebuah hotel berinisial F di daerah Serpong saat sedang telanjang bulat bersama seorang perempuan berinisial N (25), sementara Miswan ditangkap di kos-kosan di Karawaci, Tangerang juga saat sedang bercinta dengan perempuan berinisial L, berusia 25 tahun.

Keduanya mengaku bercinta dengan wanita simpanan mereka yang mereka klaim telah dinikahi secara siri.

Hal itu diungkapkan Direktur Pidana dan Ekonomi Khusus (Pideksus) Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto saat dihubungi, Selasa (25/6/2013) malam.

"Mereka ditangkap saat sedang bersama perempuan," kata Arief.
Arief menjelaskan dibekuknya kedua pelaku dilakukan pada Senin (17/6/2013). Sedangkan lima pelaku lain yakni Hendri (38) warga Tangerang, Denly Agus (30) warga Tangerang yang juga mengaku wartawan, Edi (42) warga Rangerang, Ipal Ryan (25) asal Palembang, dan Tohir (42) warga Lampung dibekuk Selasa (18/6/2013) ditempat terpisah.

Agus dibekuk di Pelabuhan Bakauheni, Tohir di Alam Sutera, sementara lainnya di sebuah warung kopi di kawasan Jakarta.

Dari mereka, kata Arief disita HP Samsung, BlackBerry Dakota, dan 6 BlackBerry Z10.

"4 Mobil juga kita amankan dari pelaku," katanya.

Para pelaku, kata Arief, menjalankan aksi terakhirnya pada Jumat (21/6/2013) malam di Cibinong, Bogor. Saat itu korban Sobirin yang merupakan pensiunan yang juga tinggal di Cibinong, Bogor, tengah mengecek rekeningnya di sebuah mesin ATM yang berlokasi di pinggir jalan, terpencil dan tak ada pengamanan.

Pelaku mengganjal mulut mesin ATM dengan korek api dan tusuk gigi. Ketika kartu ATM korban seolah-olah tertelan, maka pelaku yang pura-pura mengantre di ATM di belakang korban mengimbau korbannya untuk menelepon ke nomor call center palsu bank yang tak lain merupakan komplotan pelaku.

Ketika korban merasa sudah aman dan pulang, pelaku menguras isi ATM dan mentransfernya ke rekening pelaku. "Hari Minggu, korban mengecek ke call center dan ternyata ATM-nya belum diblokir," jelas Arif.
Akhirnya diketahui, uang milik korban sebanyak Rp 240 juta sudah dikuras dan oleh pelaku dibelikan sejumlah barang-barang.

"Pelaku sudah beraksi 4 bulan dan menjerat beberapa korban. Pelaku beraksi di Jakarta, Tangerang, Sukabumi, Cirebon, dan Bogor," terang Arief.

Para pelaku kini ditahan di Bareskrim Polri. Mereka masih menjalani pemberkasan dan dijerat dengan pidana 363 tentang pencurian dan UU ITE dengan ancaman hukuman diatas 5 tahun penjara.

Mengaku Wartawan

Kepala Subdit Perbankan Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Komisaris Besar Joko Purbo Adijoyo sebelumnya menjelaskan sasaran pelaku adalah mereka yang hendak mengambil uang dengan menggunakan kartu ATM. Sebelumnya di mulut mesin ATM yang akan digunakan korban diganjal dengan batang korek api atau tusuk gigi. Sehingga kartu ATM yang masuk tidak dapat keluar dan seakan-akan tertelan.

Setelah itulah, pelaku akan berpura menolong korban dengan mengarahkan menelepon nomor call center bank yang salah, milik salah seorang pelaku yang berpura-pura menjadi call center bank kartu ATM.

Setelah korban menghubungi nomor call center palsu yang ternyata milik salah seorang pelaku, korban diminta menyebutkan nomor PIN ATM untuk keperluan pemblokiran rekening, serta meminta data-data nasabah.

"Setelah merasa kartu ATM sudah diblokir, korban biasanya akan pergi. Padahal setelah itu, pelaku membuka ganjalan di mulut mesin ATM dan mengambil kartu ATM korban," kata Joko.

Menurut Joko, setelah kartu ATM dikuasai pelaku, berikut nomor PIN yang diketahui sebelumnya, pelaku memanfaatkannya secara maksimal dan mengambil semua uang di dalam karti ATM itu.

"Setelah satu minggu kami melakukan penyelidikan, kami tangkap satu kelompok dengan tujuh orang pelaku, berikut 42 kartu ATM dari 5 Bank," kata Joko.

Joko menuturkan tiga dari pelaku memiliki kartu identitas wartawan media terbitan Sumatera yakni media mingguan Koran Pemburu Kasus (KPK) dan Warta Pos.

Dari tangan pelaku, kata Joko, polisi menyita 42 kartu ATM dari lima bank, 17 handphone, uang Rp 37,8 juta, empat buah jam tangan, dan sepucuk senjata api air soft gun merk glock 26.

Turut pula disita, empat kendaraan roda empat, 60 gram logam mulia, dan 49 gram perhiasan emas yang dibeli dari uang hasil kejahatan.

Joko menjelaskan total kerugian dari 42 korban yang diinventarisir sementara ini yakni Rp 376,3 juta.
"Namun kami masih mengembangkannya," kata Joko.

Menurut Joko, dari pengakuan mereka, sindikat ini telah melakukan tindak pidana sedikitnya di 13 wilayah berbeda, diantaranya di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Serpong, Tangerang, Pamulang, Tangerang Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sentul, Bogor, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Cirebon dan Semarang.

Kabagpenum Mabes Polri, Komisaris Besar Agus Rianto, menjelaskan pihaknya masih mengembangkan kasus ini karena diduga masih ada korban lainnya dari kawanan ini.

Menurut Agus, salah seorang pelaku yakni Miswan, yang mengaku sebagi wartawan menjadi otak kawanan ini, dan berperan menjadi orang yang meyakinkan korban saat korban menelepon call center palsu.

Saat ditanyai wartawan, para pelaku tampak enggan memberikan keterangan. Miswan salah seorang pelaku mengaku pekerjaan ini hanya kerja sampingan saja. Ia mengaku benar-benar menjadi seorang wartawan media mingguan KPK.

"Ini hanya kerja sampingan saja," kata Miswan tertunduk.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved