Ahok: Warga Waduk Pluit Lebih Galak dari Kami
untuk meningkatkan ekspor-impor ikan pun gagal merelokasi warga waduk Pluit
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan bahwa banyak upaya kekerasan yang dilakukan oleh warga Waduk Pluit kepada petugasnya ketika sedang bekerja melakukan serangkaian kegiatan pendataan dan lainnya.
"Kami yang punya 400 (unit) rusun saja dibawain golok, lalu Natanael (Pegawai Basuki) mau dibakar hidup-hidup waktu kesana mendata," ujar Basuki di Balaikota, Jakarta, Jumat (17/5/2013).
Kemudian, Basuki juga menceritakan mengapa Kementerian Kelautan dan Perikanan yang memiliki proyek di Pelabuhan Nizam Zaman di sekitar Waduk Pluit ini untuk meningkatkan ekspor-impor ikan pun gagal merelokasi warga waduk Pluit yang enggan pindah.
Padahal, pria yang akrab disapa Ahok ini menjelaskan, Pelabuhan Nizam Zaman merupakan pelabuhan vital dalam rangka ekspor-impor ikan sebesar 60 persen di Indonesia.
"Itu perputaran uang tuh 30 milyar lebih per hari di pelabuhan Nizam Zaman. Tapi kenapa Kementrian Kelautan dan Perikanan tidak pernah gusur mereka? Karena mereka lebih galak yang tinggal," tutur Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini pun mempertanyakan sikap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Apakah hal tersebut merupakan pelanggaran HAM atau bukan.
"Itu Komnas HAM urus tidak?" ujar Ahok.