Wakil Gubernur DKI: Aksi Wanita Telanjang Dada Ada Sponsornya
Basuki menuding kalau aksi wanita itu dilatarbelakangi oleh pihak-pihak tertentu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Terkait aksi wanita telanjang dada untuk menentang aksi penggusuran permukiman di bantaran Waduk Pluit, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang kerap disapa Ahok ini angkat bicara.
Basuki menuding kalau aksi wanita itu dilatarbelakangi oleh pihak-pihak tertentu. Menurut dia, ada pihak yang sengaja 'mensponsori' wanita itu untuk melakukan aksi tersebut.
"Kamu mau telanjang, mau apa? Berarti anda ini membuktikan Anda ini siapa, gitu lho. Berarti ada yang mensponsori kan?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (15/5/2013).
Pria yang akrab disapa Ahok ini mengaku sudah mengetahui sejak lama ada aksi tersebut. Laporan itu Basuki dapatkan dari intel atau petugas yang ia kirim ke wilayah tersebut.
Menurutnya, hal itu sangat lucu, karena tidak akan mengubah pendirian Pemprov DKI untuk tetap menggusur permukiman ilegal bantaran, sehingga normalisasi cepat terlaksana.
"Kita sudah dengar lama kok dari intel kalau ada gerakan seperti itu. Ya, bagi kita sih itu perbuatan yang sebenarnya lucu. Kalau mau telanjang-telanjang seperti itu, apa yang salah dari kita?" tegas Basuki.
Sebelumnya diketahui, pada Minggu (12/5/2013) lalu, warga melakukan aksi sweeping alat berat di bantaran Waduk Pluit. Mereka khawatir alat berat tersebut digunakan untuk melakukan pembongkaran di rumah mereka.
Saat aksi digelar, tiba-tiba seorang wanita nekat membuka bajunya hingga bertelanjang dada. Dia menolak rencana penggusuran permukiman penduduk di bantaran waduk tanpa ada sosialisasi.
Saat ini, sekitar 20 orang anggota Satpol PP perempuan ikut melakukan penjagaan di sekitar Waduk Pluit. Penjagaan tersebut untuk mengondisikan warga dari kalangan perempuan dan anak-anak yang berada di sekitar pengerukan Waduk Pluit.
Selain itu, penempatan Satpol PP wanita juga upaya antisipasi aksi telanjang dada terulang kembali. Selain 20 orang Satpol PP Perempuan, pihak Wali Kota juga menurunkan 120 orang Satpol PP laki-laki di 6 kecamatan di Jakarta Utara.