Senin, 6 Oktober 2025

Daripada Kasih Uang Kerohiman Lebih Baik Buat Rusun

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menegaskan bahwa daripada memberikan uang kerohiman kepada warga bantaran

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Daripada Kasih Uang Kerohiman Lebih Baik Buat Rusun
KOMPAS Images/ANDREAN KRISTIANTO
Warga korban banjir yang bermukim di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, menunggu bus yang akan membawa mereka untuk direlokasi ke rusun Marunda, Senin (28/1/2013). Relokasi warga tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan normalisasi Waduk Pluit. KOMPAS IMAGES/ANDREAN KRISTIANTO

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Bintang Pradewo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menegaskan bahwa daripada memberikan uang kerohiman kepada warga bantaran Waduk Pluit sebaiknya membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) atau memberikan uang untuk modal usaha.

"Uang kerohiman itu kalau diberikan kalau saya ya, lebih baik dipakai buat rusun, dan untuk mereka modal usaha," kata pria yang akrab Jokowi kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2013).

Jokowi menjelaskan bahwa beberapa perwakilan warga bentaran Waduk Pluit sudah sering bertemu dengan dirinya untuk membahas soal relokasi warga. Akan tetapi, semua usulan yang diberikan oleh beberapa perwakilan selalu berbeda-beda.

"Kita terus ketemu loh. Ada yang lima orang, ada yang dua puluh orang, Ada yang kemarin. Jumat, memakili 1200 orang paparan konsep. Jadi macem-macem. Kita ini sudah berpuluh-puluh kali dialog untuk ketemu. Tapi dengan kelompok yang beda-beda terus," kata Jokowi.

Kemudian, mantan Wali Kota Surakarta itu menambahkan bahwa dirinya akan selalu melakukan dialog untuk merelokasi warga bantaran Waduk Pluit. Pasalnya, warga saat ini masih mempunyai keinginan yang berbeda-beda.

"Kadang kalau tanya bukan saya pak, terus bukan saya pak. Saya di sebelah kiri pak, bukan sebelah kanan pak, saya bukan sebelah utara, pak sebelah selatan," kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menjelaskan bahwa tanah tersebut adalah tanah waduk. Sehingga tidak bisa dijadikan sebagai tempat tinggal. Karena itu digunakan untuk menahan air serta mengantisipasi bahaya banjir yang kerap melanda ibukota.

"Ini bukan masalah serobot, menyerobot saya tidak bilang mereka menyebot. Bahwa mereka itu adalah tempatnya air. Itu adalah waduk tempatnya air. Bukan tempat untuk hunian. Nantilah ketemu di lapangan. Nanti ketemu dengan berbeda-beda terus," katanya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved