SBY Tak Tepati Janji, Warga NTT Panjat Sutet di Jakarta
Sadar pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sia-sia, dua warga Kelurahan Toda, Kecamatan Golewa

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sadar pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sia-sia, dua warga Kelurahan Toda, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, memilih memanjat Sutet tegangan tinggi di seberang pasar Senen, Jakarta Pusat, Senen (15/4/2013).
Kedua orang nekad itu adalah Fransiskus (30) besama Maria Kristina (39). Keduanya mulai menaiki Sutet pukul 04.00 WIB.
Mereka menuntut ganti rugi lahan mereka yang diambil akibat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Uap (PLTUP) sejak tahun 2005 di Kelurahan Toda, Kecamatan Golewa.
Maria mengatakan tuntutan mereka serta warga sekitar untuk meminta ganti rugi tidak pernah mendapatkan perhatian baik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores serta Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
"Kami hanya meminta PLN dan Pemda ganti lahan kami seluas 1,5 hektar milik saya, serta warga 1 hektar. Setiap kami meminta pergantian lahan selalu alasannya tidak pernah ada dana," ucap Maria.
Sebelum akhirnya memilih memanjat Sutet, Maria mengaku sudah pernah bertemu Presiden SBY di Istana Negara pada 19 Agustus 2012.
Saat bertemu, SBY menyuruh Maria untuk menyiapkan apa-apa saja keluhannya, serta total kerugian warga akibat pembangunan PLTUP.
Setelah bertemu SBY, Maria pun kembali ke Flores untuk mendata yang diinstruksikan langsung SBY.
Namun, setelah sudah mendapatkan data, Maria kembali ke Jakarta dan langsung menuju Istana, tapi Ia tidak dapat bertemu SBY kembali untuk memberikan data-data yang telah dikumpulkannya, karena staf Istana melarangnya.
Sementara itu, sampai pukul 16.30 WIB, Fransiskus, rekan Maria masih berada di atas Sutet. Namun, Maria sudah turun sejak pagi harinya. "Fransiskus akan tetap diatas sampai Presiden kesini (Sutet Senen, red) atau kami diberi ganti rugi," kata Maria.
Sementara itu, Kapolsektro Senen, Komisaris Kartono, mengaku kesulitan membujuk Fransiskus untuk turun dari Sutet.
Untuk sementara, pihaknya akan memantau dulu kondisi Fransiskus dan belum akan menurunkan Fransiskus secara paksa.