Banjir Dahsyat Jakarta
Puasa Hubungan Intim Selama Sepekan di Pengungsian
Pria asal Srawi, Jawa Tengah mengaku tidak masalah tidur di tempat seperti itu. Nyamuk dan dinginnya malam tidak masalah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah sepekan, Darmo (29) berada di pengungsian. Bersama istri dan kedua anaknya, Darmo tidur beralaskan tikar tanpa dinding, di bawah jembatan layang (flyover) Bukit Duri, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Pria asal Slawi, Jawa Tengah mengaku tidak masalah tidur di tempat seperti itu. Nyamuk dan dinginnya malam tidak masalah.
"Yang penting tidak panas dan tidak kehujanan," kata Darmo ketika ditemui Tribunnews.com, Sabtu (19/1/2013).
Bagi lelaki yang sehari-hari berprofesi sebagai penjaja gerobak keliling, hidup di pengungsian dilakoni, yang penting anak dan istrinya cukup untuk makan.
"Makanan banyak, susu untuk anak juga disediakan. Ada mi, kerupuk, ya cukup lah," tutur Darmo.
Untuk pembuangan air besar dan air kecil, juga ada di masjid terdekat dari lokasi pengungsian.
"Obat-obatan juga ada," kata warga RT 12, RW 10 Bukit Duri, Tebet.
Yang kurang tentu saja adalah masalah kebutuhan biologis, yakni hubungan suami istri. Darmo mengaku, selama seminggu di pengungsian, tidak bisa menjalankan aktivitas itu.
"Ya enggak apa-apa. Sebulan juga bisa nahan," ucap Darmo, lalu tertawa.
Darmo masih bisa guyon di tengah bencana banjir yang menerjang rumahnya. Hal senada dikemukakan seorang pengungsi lain, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Kalau soal begituan mah (hubungan suami-istri) ya kalau ada tempat tidak masalah," cetusnya seraya tertawa. (*)