Bullying di SMA Don Bosco
KPAI Kaget Bullying Tidak Diketahui Sekolah
Komisi Perlindungan Anak Indonesia(KPAI) mengaku sangat terkejut atas munculnya kasus bullying di SMA Don Bosco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia(KPAI) mengaku sangat terkejut atas munculnya kasus bullying di SMA Don Bosco. Apalagi hal tersebut dilakukan berkali-kali dan tidak diketahui pihak sekolah.
"Kami mendengar hasil penyidikan. Kaget, ternyata kekerasan yang dilakukan oleh pelajar sangat memprihatinkan. Terjadi berkali-kali, pihak sekolah tidak mengetahui kekerasan yang dilakukan oleh senior ke yunior," kata Sekretaris KPAI, M Ihsan dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat(3/8/2012).
KPAI kata Ihsan juga prihatin ketika mengetahui tersangka bullying tidak mengakui perbuatannya, begitu pula para orang tua mereka yang terkesan justru melindungi kesalahan anaknya.
"Ketika dilakukan pemeriksaan, disebutkan juga orang tua pelaku dan pelaku terkesan meremehkan penyidik dan tidak kooperatif," lanjut Ihsan.
Ihsan melanjutkan, ketika dikonfrontasi dengan korban dan 18 orang saksi kejadian, pelaku mengakui semua dihadapan orang tuanya. Pihak orang tua juga tidak menyangka anaknya tega melakukan perbuatan sekejam itu.
Sebenarnya lanjut Ihsan, sedari awal polisi tidak akan menahan pelaku, tapi karena pelaku menghilangkan barang bukti dan mengancam korban, akhirnya pihak kepolisian memutuskan untuk menahan para tersangka.
"Semalam sampai jam 2 malam pak hermawan diskusi dengan orang tua pelaku. Mereka menyadari kelalaiannya dan berjanji akan membina anaknya dan minta maaf pada korban dan orang tuanya," terang Ihsan.
Ihsan juga menceritakan perubahan yang luar biasa terjadi pada pelaku setelah ditahan semalam dan dapat bimbingan dari polisi. Pelaku bisa menunduk, mendengar dan menghargai orang. Hasil diskusi kami dengan pelaku, mereka akan membuat surat permintaan maaf pada korban, berjanji tidak akan mengulang dan siap menerima sanksi dan pembinaan. Terlihat penyesalan di wajah pelaku.
Melihat perubahan ini, KPAI akan mengupayakan perdamaian antara korban dan pelaku. Jika memang bisa damai, polisi akan menggunakan kewenangan diskresinya untuk menghentikan perkara.
"Besok mediasi di polres jaksel. Terima kasih untuk polisi yang telah sayang anak (dalam penanganan kasus ini). Ini pelajaran untuk semua pihak khususnya Kemendikbud bahwa kekerasan ada di sekolah. Bukan (hanya) isu," pungkas Ihsan.
- Kak Seto: Dunia Pendidikan Indonesia Harus Dikoreksi
- Komnas Anak Jadi Mediator Kasus Bullying Don Bosco
- KPAI, Komnas PA, dan Kemensos Temui Tersangka di Tahanan
- KPAI Akan Temui Tersangka Bullying di Polres Jakarta Selatan
- Polisi Kembali Gelar Perkara Usai Mediasi Bullying Don Bosco
- Polres Jaksel Tahan Tersangka Kasus Bullying Don Bosco