Aksi Brutal Geng Motor
Jika tak Dikendalikan Geng Motor Bisa Picu Konflik Besar
Jika situasi ini tidak segera dikendalikan, akan memicu konflik yang lebih besar di masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembiaran yang dilakukan polisi terhadap geng motor selama ini menciptakan konflik sosial, memicu dendam dan aksi main hakim sendiri. Seperti halnya peristiwa yang terjadu Jumat (13/4/2012) dini hari yang menyebabkan Anggi Darmawan tewas dan beberapa orang terluka. Jika situasi ini tidak segera dikendalikan, akan memicu konflik yang lebih besar di masyarakat.
"Patroli pemberantasan geng motor dan balapan liar yang dilakukan polisi di Jakarta sekarang ini jangan hangat-hangat tai ayam. Pembiaran geng motor menciptakan konflik sosial, memicu dendam dan aksi main hakim sendiri," tulis Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (15/4/2012).
Pembiaran itu terlihat dari data yang dihimpun IPW. Tahun 2009 di wilayah Polda Metro terdapat 20 lokasi balapan liar. Kini, 2012 ada 80 lokasi. Terbanyak di Tangerang 21 lokasi.
IPW mendata tiga perilaku buruk geng motor yakni balapan liar, judi (taruhan) dan tawuran (pengeroyokan), seperti yang dialami seorang anggota TNI AL di Kemayoran.
Menurut Neta, balapan liar kerap mengancam keselamatan masyarakat pengguna lalulintas. Apalagi balapan liar ini dilakukan di jalan yang dianggap menantang. Misal tikungan tajam, jalan gelap, trek lurus berhimpitan dengan kontainer hingga trek di kawasan elit.