Aksi Brutal Geng Motor
IPW: Solidaritas Korps TNI tak Benarkan Main Hakim
IPW menegaskan solidaritas korps TNI terhadap anggota yang menjadi korban tak membenarkan mereka main hakim sendiri di jalanan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya mengungkap aksi brutal yang diduga dilakukan oknum TNI dan menelan korban jiwa di jalanan ibukota Jakarta pada Jumat (13/4/2012) dini hari kemarin.
IPW menegaskan solidaritas korps TNI terhadap anggota yang menjadi korban tak membenarkan mereka main hakim sendiri di jalanan. "IPW menyadari aksi main hakim sendiri dan brutalisme yang diduga dilakukan oknum TNI tersebut akibat solidaritas korps yang berlebihan serta kekecewaan pada polisi yang terlalu lamban menangani dan menuntaskan kasus penganiayaan yang dilakukan geng motor terhadap rekan mereka di Kemayoran, yang menyebabkan teman mereka meninggal dunia," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, Sabtu (14/4/2012).
IPW meminta Pangdam Jaya bersikap transparan mengungkapkan dan menyelesaikan kasus ini, jika memang ada anggotanya yang terlibat. Sebab, selama ini citra TNI di masyarakat cukup positif dan diharapkan citra tersebut dikotori oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, sehingga membuat masyarakat trauma.
Solidaritas korps yang berlebihan ini juga membawa korban pada anggota masyarakat lain yang tidak paham dengan persoalan yang terjadi.
Untuk itu, Pangdam Jaya harus mengungkapkan kasus ini secara transparan dan mendorong agar para pelakunya dihukum berat. Jika kasus ini tidak segera dituntaskan, dikhawatirkan akan terjadi "perang" antar geng motor yang lebih besar lagi, mengingat di Jakarta ada 20 lokasi balapan liar sebagai basis geng motor.
"IPW percaya pada Pangdam Jaya akan menuntaskan kasus tersebut. Sebab, selama ini oknum-oknum TNI yang melakukan pelanggaran hukum selama dihukum berat di pengadilan militer," ujar Neta.
Sejauh perkembangan kasus ini, IPW menilai Kapolri dan Panglima TNI belum waktunya turun tangan. "Tapi cukup kordinasi di tingkat Kapolda Metro dan Pangdam Jaya," tukasnya. (Abdul Qodir)