Cover Story Tribun Jakarta
Calonkan Jokowi-Ahok, Adang Ruchiatna Puji Mega
Adang menjelaskan, Jokowi tidak mendaftar sebagai calon Gubernur DKI
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adang Ruchiatna semula disebut-sebut sebagai salah satu calon Gubernur DKI Jakarta. Pada detik-detik terakhir, politisi PDIP bahkan diklaim Demokrat sebagai pasangan Fauzi Bowo (Foke).
Belakangan, PDIP mencalonkan Jowo Widodo sebagai calon gubernur. Dalam wawancara dengan Tribun Jakarta, Ada menjelaskan bagaimana proses pencalonan Jokowi.
Adang menjelaskan, Jokowi tidak mendaftar sebagai calon Gubernur DKI namun langsung diperintah oleh partai. "Dia tidak ingin jadi gubernur, tapi ditugaskanlah dia," kata Adang.
Mendapat penugasan itu, Jokowi lalu menemui Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
"Jokowi ditanya Ibu (Megawati), 'Kamu tugas gubernur mau engga?’ Kalau dia bilang tidak, ya tidak jadi. Dia (Jokowi) bilang siap atas perintah Ibu," ujar Adang menjelaskan proses PDIP mengajukan nama Jokowi ke pemilkada DKI Jakarta.
Mengenai pasangan Jokowi-Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang diusung koalisi PDIP dan Gerindra, Adang menyatakan dukungannya. Menurut Adang, pasangan tersebut merupakan keputusan terbaik yang diambil Megawati Soekarnoputri.
Dengan memilih pasangan tersebut, Adang mengatakan partainya menunjukkan kepada masyarakat membawa semangat pluralisme yang tidak membedakan suku atau agama.
"Partai lain berani? Ibu Mega sudah membuktikan hal itu. Ibu Mega melihat Indonesia, tidak melihat agama," ungkapnya.
Adang juga menuturkan bahwa Megawati memiliki keberanian besar dengan memilih Ahok untuk mendampingi Jokowi.
Ahok, kata Adang, memiliki prestasi luar biasa ketika menjadi Bupati Belitung Timur. Jokowi juga memiliki prestasi yang sama.
Soal pandangan negatif di masyarakat yang meragukan kepemimpinan Jokowi karena hanya memiliki pengalaman memimpin Kota Solo, Adang mengatakan hal itu tidak berdasar.
"Kita lihat karakter kepemimpinannya. Pengambilan keputusan. Dulu Pak Harto hebat memimpin, Profesor Habibie juga. Kita sudah mengalami semuanya. Kita harus melihat bagaimana mengambil keputusan. Apa dijamin lahir dan besar di Jakarta, bisa memahami Jakarta," tandas Adang.
Liputan lengkapnya simak di Tribun Jakarta edisi petang ini.