Cover Story Tribun Jakarta
Pelabuhan Tanjung Priok Terancam Lumpuh
sekitar dua ribu buruh bakal beraksi di pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok. Pos ini berada di depan Jakarta International Container Terminal (JICT).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semua ini bermula dari rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Selasa (27/2012), sekitar dua ribu buruh bakal beraksi di pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok. Pos ini berada di depan Jakarta International Container Terminal (JICT).
Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok merupakan lokasi persamuhan dua ribu buruh. Sebelumnya, mereka akan menggelar aksi di terminal Tanjung Priok, Koja dan Tanah Merdeka.
"Massa yang bergerak dari titik Tanah Merdeka berencana membawa sejumlah truk trailer," ucap Koordinator Aksi Sekretariat Bersama (Sekber) Buruh Pelabuhan Tanjung Priok, Ilhamsyah kepada Tribun Jakarta, Selasa pagi (27/3/2012).
Menurutnya, ribuan buruh Tanjung Priok telah bulat menentang rencana kebijakan SBY-Boediono terkait kenaikan harga BBM. Sebabnya, kenaikan harga BBM hanya membuat hidup buruh semakin terpuruk.
"Upah kami sudah tak layak. Kalau harga BBM naik, kami tentu tak bisa menghidupi keluarga," ujarnya.
Selain menolak kenaikan harga BBM, buruh juga menuntut pemerintah bersikap tegas perihal hubungan kerja para pekerja pelabuhan dengan pengusaha. Tuntutan ini berkait UU nomor 13 tahun 2003, yang mengatur mengenai hubungan kerja.
Mereka juga manyatakan mosi tak percaya terhadap pemerintahan SBY-Boediono. SBY-Boediono dinilai tak mampu mengangkat rakyat dari kemiskinan.
"SBY-Boediono tidak memihak rakyat. SBY lebih mementingkan kelompok investor luar negeri," urainya seraya mengemukakan, para buruh menyiapkan rencana besar bila SBY ngotot mengerek kenaikan harga BBM.
“Aksi ini belum jadi puncak, masih akan ada tahapan aksi yang spektakuler,” katanya bersemangat.
Ia mengatakan, ribuan buruh akan memblokir jalan raya Cakung-Cilincing hingga waktu yang belum pasti. “Kalau ini masih melihat situasi,” katanya.
Polda Metro Jaya menambah jumlah personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa besok. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan pada aksi sebelumnya, 21 Maret 2012, aparat pengamanan terdiri dari 14.000 personel gabungan Polri dan TNI. Jumlah itu lalu ditingkatkan menjadi 22.458 personil gabungan Polri, TNI, Mabes Polri, ditambah Satpol PP untuk mengantisipasi unjukrasa pada Selasa (27/3/2012).
"Jelas jumlah anggota pengamanan kami tambah karena antisipasi aksi demo 27 Maret nanti masanya diprediksi akan lebih banyak dari waktu sebelumnya," jelas Rikwanto, Senin (26/3/2012).
Rikwanto menambahkan, di antara 22.458 personel yang disiagakan, terdapat 8.254 anggota TNI. Penyertaan TNI untuk mengamankan demo menolak kenaikan harga BMM.
"Nanti penempatannya akan dibagi dua kelompok yakni kelompok yang mengawal jalannya aksi unjuk rasa dan kelompok yang mengamankan jalur distribusi BBM," terang Rikwanto.
Tak hanya melibatkan TNI, Polda Metro Jaya juga telah menyiapkan satu peleton Polwan cantik untuk menjaga demo tolak kenaikan harga BBM di silang Monas, besok. "Dari Polda dan masing-masing Polres, jumlah polwan yang diturunkan ada satu pleton," ucap Rikwanto.
*Silakan Baca Edisi Lengkapnya dengan mengklik Tribun Jakarta Digital Newspaper