Ramadhan 2011
Awas, Polisi Gadungan Berkeliaran di Bulan Puasa
Di tengah gencarnya aparat kepolisian melakukan razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di bulan ramadhan,

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah gencarnya aparat kepolisian melakukan razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di bulan ramadhan, justru dimanfaatkan segelintir orang jahat untuk meraup keuntungan.
Dengan mengaku-aku sebagai polisi, pelaku kejahatan bisa dengan mudah menipu sebagian warga yang berada di kelas ekonomi bawah. Untuk itu, Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat untuk waspada dan tidak mudah percaya terhadap orang yang mengaku polisi tanpa berseragam resmi.
"Sekarang ini kenyataan di lapangan, kasus polisi-polisian ini memang mulai terungkap. Kami himbau agar masyarakat untuk waspada terhadap modus kejahatan seperti ini," imbau Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Djafar di Mapolda Metro Jaya Senin (1/8/2011).
Baharudin memberikan trik, bagaimana warga bisa mengetahui benar atau tidaknya seseorang sebagai anggota kepolisian. Pertama, saat didatangi aparat warga wajib menanyakan identitas dan dari mana ia bertugas.
Kedua, masyarakat juga sebaiknya meminta penjelasan kepada aparat apabila dianggap melanggar aturan hukum.
"Kalau ada tindakan hukum yang tidak sesuai, inilah hak sebagai warga negara untuk memprotes kalau misalnya ada yang salah," ungkap Baharudin.
Ke tiga, diharapkan masyarakat untuk meminta nomor telepon aparat yang melakukan tindakan atau razia.
"Tanya juga siapa atasannya. Maksudnya harus dipastikan dia adalah polisi yang jelas dan betul," tegas Baharudin
Jelas Baharudin, aparatnya yang melakukan razia diwajibkan mengenakan pakaian dinas dan membawa surat perintah razia.
"Razia ini kan harus jelas maka harus ada surat perintah razia," ucapnya.
Seperti diketahui, peristiwa naas sempat terjadi terhadap pemulung bernama Anang (60) dan Ukar (54). Peristiwa itu terjadi pada Jalan Basuki Rahmat, Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Saat itu, dua pemulung tersebut sedang mencari barang bekas tiba-tiba ada seorang pemuda naik motor mendatangi keduanya. Kemudian, pemuda tersebut mengaku sebagai polisi dan meminta identitas pengenal.
Ketika mengeluarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan dompet berisi uang Rp 375 ribu milik Anang dan Rp 175 milik Ukar. Dengan sigap pemuda tersebut langsung menyita KTP dan dompet. Pemuda itu mengatakan kepada Anang dan Ukar untuk mengambil dompetnya di Polsek Metro Jatinegara.
Namun saat mendatangi Polsek, dua pemulung ini tidak ditemukan pemuda tersebut.
Selain itu, peristiwa serupa juga terjadi menimpa Toing bin Enjun (58), tukang bubur ayam keliling dengan sepeda motor di kawasan Pasar Gembrong pada 5 Juli dini hari. Polisi gadungan sempat menuduh Toing sebagai bandar narkoba dan langsung menyita dompet berisi uang Rp 140 ribu dan uang hasil menjual bubur senilai Rp 200 ribu.
Kini modus penipuan tersebut masih belum diketahui siapa pelakunya, namun yang pasti saat ini masyarakat harus waspada dengan adanya polisi gadungan.