Sabtu, 4 Oktober 2025

Petaka Nikel di Konawe Utara

Warga Boedingi Konawe Utara Berhenti Melaut, Menganggur atau Jadi Buruh Pasir Ore Nikel

Nelayan Desa Boedingi di Konawe Utara berhenti melaut. Ikan menghilang, pesisir dipenuhi sedimen ore nikel, terumbu karang tertutup lumpur tebal.

TRIBUN SULTRA/DESI TRIANA
Anak-anak warga Desa Boedingi, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, bermain dan melompar ke laut di antara rumah-rumah panggung yang dihuni penduduk Suku Wajo. 

Seorang ibu yang enggan disebutkan namanya menuturkan keseharian di Desa Boedingi pada dasarnya sama seperti kehidupan manusia lainnya.

Hanya saja sebagai masyarakat Suku Bajo yang hidup bergantung pada laut, kondisi saat ini cukup bertolak belakang seperti awal dirinya menempati Desa Boedingi.

Bahkan untuk mengambil sendok besi yang jatuh ke laut dari sela-sela lantai rumah, rasanya saja sudah malas.

"Huh, sudah lumpur semua diinjak," tuturnya dengan dahi mengkerut.

Seorang perempuan di Desa Boedingi berjalan dengan memegang wadah merah muda yang berisikan ikan cekalang yang dibelinya dari nelayan kampung sebelah.

Ia tak mengenakan alas kaki. Berjalan menuju rumah tetangga.

Sosok wanita itu, memiliki suami yang bekerja di salah satu perusahaan tambang di Desa Boedingi.

Meski mendapatkan upah cukup menurutnya, namun tak menghapus kenangan indahnya Desa Boedingi yang dulu rimbun dengan pepohonan.

Ibu dua anak itu juga kesusahan saat harus membereskan rumah. Pasalnya, jika pada musim kemarau aktivitas pertambangan sedang padat-padatnya.

Debu-debu yang berasal dari sedimentasi nikel akan beterbangan masuk ke dalam rumahnya.

Menyelip di sela-sela pintu, jendela, hingga ventilasi udara. Lalu, sedimentasi itu akan menempel pada sederet perabot rumah, bahkan piring makan.

Kondisi ini setiap hari dihadapinya, terkecuali pada saat musim hujan, karena teras rumahnya akan dipenuhi jejak tanah merah.

Biasanya, ia akan menyiramnya terlebih dulu  dengan air bersih di rumahnya.

Untuk persoalan air bersih, warga Desa Boedingi mendapatkan aksesnya.

Warga sudah membuat bak penampungan air jatuh yang dialirkan ke setiap rumah dengan menggunakan pipa plastik. Namun kondisi air ini tidak menentu kadang jernih juga keruh.(Tribunnews.com/TribunSultra/Desi Triana)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Harta karun yang hilang di desa boedingi kampung suku bajo sulawesi tenggara sejak tahun

Sumber: Tribun Sultra
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved