Kamis, 2 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Rano Karno Bicara soal Banjir, Persija hingga Program Kerja: Jakarta nggak Perlu Janji-janji Bohong

Awalnya Rano tak punya lagi keinginan menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah. Namun perintah Megawati tak bisa dibantahnya.

Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/JEPRIMA
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno berpose usai melakukan sesi wawancara khusus dengan Tribun Network di kawasan Cinere, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2024). Pada kesempatan tersebut Bang Doel sapaan akrab Rano Karno siap membangun Jakarta berkesinambungan bukan terpisah dengan pembangunan sebelumnya jika terpilih nanti bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Tribunnews/Jeprima 

Dulu waktu zaman Pak Anies itu muncul anggapan bahwa Pak Anies nggak cocok sama Pak Jokowi sebagai Presiden. Abang bagaimana?

Kan saya nggak cita-cita sebagai presiden.

Pak Prabowo dan Gibran?

Artinya begini lho. Saya maaf, nuwun sewu, saya punya pengalaman di Provinsi Banten, bahwa memang Gubernur adalah perwakilan pemerintah pusat. Itu fungsinya gubernur.

Jangan lu ngimpi jadi presiden. Ya maaf, mungkin dulu ada yang ngimpi jadi presiden, makanya yang presiden bener lihat, nggak bener nih. Akhirnya apa? APBN nggak bisa membantu daerah.

Di manapun, kecuali Jakarta, APBD di daerah yang lain belum sanggup membangun wilayahnya. Artinya membutuhkan bantuan pusat. Maaf, nuwun sewu. Solo berkembang. Oke, mungkin walikotanya Mas Gibran.

Kita nggak usah ngiri kalau memang Solo itu berkembang karena banyak program APBN ada di sini. Itu normally. Saya waktu Gubernur Banten, saya minta sama Pak Jokowi, boleh sampean wawancara. Saya minta apa? Tol Serang - Panimbang. Untuk menunjang kawasan khusus Tanjung Lesung. Saya ngomong lagi.

Saya tidak merasa dekat dengan Pak Jokowi, tapi saya kenal. Apalagi kebetulan pada waktu beliau jadi Gubernur DKI pernah berkunjung ke Banten, saya dampingi.

Beliau juga tanya, kenapa bisa begini Banten? Ya maaf yang dia lihat Karawaci, Tangsel, Lippo. Tapi begitu dia ke sana, blek (jomplang) begitu kan. Itulah saya bilang Banten dari dulu hanya tempat lintasan.

Saudara kita dari Merak, nyebrang dari Sumatra ke Merak, dia langsung ke Jakarta. Jarang yang ke Kota Serang, Lebak, Pandeglang. Pak, ini Carita sampai Anyer itu jalan zaman Daendels.

Nggak ada infrastruktur yang berkembang. Kenapa nggak dijalanin? Nggak mungkin PAD Banten bisa itu, Pak. Kami baru Rp 14 triliun. Jakarta yang 10 menit. Apa yang saya bilang sama beliau.

Satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara kepemerintahan aneh. Anda boleh cek. Banten itu Kapoldanya dua. Polda Banten sama Polda Metro. Pangdam 2, Pangdam Siliwangi sama Pangdam Jaya. Kita mau koordinasi sama siape?

Jadi waktu tahun 2000 dia berdiri sebagai provinsi, ini tidak terdesain dengan baik. Bayangin orang yang tinggal di BSD Alam Sutera semua kan (pelat) mobilnya B, Bukan A.

Berapa banyak potensi pajak hilang. Jadi artinya harus setiap daerah bekerja sama dengan pusat. Tentu pusat juga akan mempunyai skala prioritas.

Jadi walaupun warnanya beda nggak apa-apa ya?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved