Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

4 Kali Nyapres, Prabowo Akhirnya Menangi Pilpres 2024

Pilpres 2024 menjadi empat kalinya Prabowo maju baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden. Akhirnya, Prabowo menang di Pilpres 2024.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Nuryanti
AFP/YASUYOSHI CHIBA
Prabowo Subianto. Pilpres 2024 menjadi empat kalinya Prabowo maju baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden. Akhirnya, Prabowo menang di Pilpres 2024. 

2. Pilpres 2014

prabowo hatta rajasa di debat
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat memaparkan visi misi saat Debat Capres-Cawapres, Senin (9/6/2014) malam.

Prabowo kembali maju di Pilpres 2014. Kali ini, ia pecah kongsi dengan Megawati.

Ketua Umum Partai Gerindra itu maju sebagai capres. Sementara Megawati mengusung salah satu kadernya, Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi pesaing Prabowo.

Di Pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa yang saat itu menjadi Ketua Umum PAN.

Sementara Jokowi menggandeng Jusuf Kalla. Pemilu 2014 pun digelar pada 9 Juli 2014.

Hasilnya, dari perhitungan suara yang dilakukan KPU, Jokowi-JK unggul dengan memperoleh 70.997.833 suara (53,15 persen).

Sementara Prabowo-Hatta Rajasa mendapatkan 62.576.444 suara (46,85 persen).

Sebelum hasil dari KPU dirilis, Prabowo sempat melakukan aksi sujud syukur di atas lantai selama 7 detik, Rabu sore.

Ia merasa sudah menang dalam Pilpres 2014 berdasarkan hasil hitung cepat yang dipublikasikan beberapa lembaga survei.

3. Pilpres 2019

prabowo dan sandi di gedung kpu
Pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, saat pengambilan nomor urut di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).

Tak kapok sudah pernah dua kali kalah, Prabowo kembali maju sebagai capres di Pilpres 2019.

Kali ini, ia berganti pasangan. Prabowo memilih menggandeng Sandiaga Uno yang saat itu menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Sementara lawannya, masih tetap Jokowi yang juga berganti pasangan dengan menggandeng Ma'ruf Amin.

Pilpres 2019 yang digelar 17 April 2019 menjadi pemilu terpanas sepanjang sejarah pesta demokrasi di Indonesia.

Hal itu disebabkan adanya polarisasi politik yang memecah rakyat menjadi dua kubu dengan sebutan cebong dan kampret.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved