Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Seruan Salemba, Akademisi Berbagai Kampus Minta DPR Selidiki Penyalahgunaan Kekuasaan Eksekutif

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI diminta segera menyelidiki dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh lembaga eksekutif.

Penulis: Erik S
Editor: Wahyu Aji
HO/
Sejumlah guru besar dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi berkumpul di Universitas Indonesia atau UI, Salemba, Jakarta, Kamis, (14/3/2024). Acara Temu Ilmiah Universitas Memanggil dengan tema Menegakkan Konstitusi, Memulihkan Peradaban Berbangsa dan Hak Kewargaan digelar untuk mengingatkan lagi api demokrasi yang mulai redup. Kondisi demokrasi di Indonesia saat ini dapat sekali menimbulkan gejolak yang disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya yang paling terlihat adalah ketika Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan Putusan MK Nomor 90 Tahun 2023 yang kontroversial. Tribunnews/HO 

Bahkan, Faisal menyinggung majunya anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres di Pilpres 2024. Faisal menyebut, Gibran yang saat ini sedang unggul menjadi wapres juga bermula dari andil Jokowi yang merusak demokrasi.

"Sekarang kita mingkem, malu membicarakan demokrasi karena sudah dirampok oleh Jokowi. Karena dia tahu demokrasi yang genuine tidak mungkin dinasti politik hadir. Dia harus rusak dulu demokrasi baru Gibran bisa jadi wakil presiden," tutur dia.

"Apa yang dia lakukan? Dia perlemah institusi-institusi demokrasi, tapi dia enggak punya modal. Apa yang dia lakukan? Dia rangkul para konglomerat, dia ajak dalam kekuasaan, penguasa dan pengusaha berada dalam satu badan, satu badan. Pak Harto enggak (begitu)," ujar Faisal.

Faisal mengatakan, jika penguasa dan pengusaha dipersatukan maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, kata Faisal, Boy Thohir bisa percaya diri bahwa kekuatan para pengusaha bisa memenangkan Prabowo Subianto.

"Demokrasi mendekati 0, kekayaan alam dirampok. Timah kita habis. Batu bara. Nikel dijual ke China, luar biasa dahsyatnya. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar 45 bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bukan kemakmuran Boy Thohir, bukan kemakmuran Luhut Pandjaitan, bukan kemakmuran Airlangga Hartarto, bukan elite-elite," kata dia.

Baca juga: Guru Besar dan Akademisi Berbagai Kampus Bacakan Seruan Salemba 2024 Soal Etika & Nilai, Ini Isinya

Faisal menegaskan, kondisi ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus. Dia mendorong anak muda untuk menghentikan aksi para pengusaha dan penguasa tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved