Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Kabar Jokowi Gabung Golkar Menguat, Hasto PDIP Singgung Cara-cara Pragmatis demi Kekuasaan

Menurut Hasto, untuk melihat kepribadian seseorang harus dilihat dari jati diri dan sikap konsistennya.

Penulis: Fersianus Waku
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto saat ditemui di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto buka suara mengenai kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan keluar dari partainya dan bergabung dengan Partai Golkar.

Menurut Hasto, untuk melihat kepribadian seseorang harus dilihat dari jati diri dan sikap konsistennya.

"Ya, kalau kita lihat seseorang itu kan jati diri seseorang kan, diukur dari konsistensinya terhadap pilihan parpol secara normatif," kata Hasto saat ditemui di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

Dia menegaskan, semua orang memang bebas dalam menentukan sikap dan pilihan politiknya. 

Namun, Hasto menyebut masyarakat juga akan melihat mana orang yang menentukan pilihannya secara merdeka dan pragmatis.

"Memang seseorang bebas menentukan pilihannya secara merdeka, tetapi rakyat juga akan tahu mana yang kemudian membesarkan, mana yang kemudian memakai cara-cara pragmatis demi kekuasaan," ujarnya.

Baca juga: NasDem Tetap Ajukan Hak Angket Meskipun Tanpa PDIP

Saat ditanyai apakah PDIP mempersilakan Jokowi untuk keluar, Hasto tak memberikan jawaban secara tegas.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) ini hanya bilang PDIP pada prinsipnya melakukan stelsel aktif.

"Ya kami kan stelselnya aktif, seseorang kalau cocok bisa masuk," ucap Hasto.

"Kalau tidak cocok karena perpanjangan permintaan jabatan 3 periode enggak dipenuhi itu stelsel aktif dan itu konstitusi mengatur keanggotaan itu stelsel aktif," ungkapnya menambahkan.

Baca juga: Sederet Pembelaan PDIP usai Ganjar Dilaporkan ke KPK, Hasto hingga Deddy Sitorus Singgung Hak Angket

Diketahui, hubungan Jokowi dan partai asalnya, PDIP, merenggang sejak awal tahapan Pilpres 2024.

Hal itu terjadi lantaran PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres, namun di sisi lain Jokowi cenderung mendukung kubu lawan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Di sisi lain, Jokowi telah melakukan pertemuan dengan ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran, termasuk Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Pernah juga dalam satu momen kunjungan kerja ke luar negeri, Jokowi mengenakan dasi kuning yang merupakan warna khas Golkar.  

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved