Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Pakar Nilai Efek Jokowi di Pilpres 2024 Sangat Kuat, Jawa Tengah-Bali Tak Jadi Kandang Ganjar

Efek Jokowi bukan hanya dalam konteks elektoral, tetapi sebagai kepala pemerintahan ia memiliki sumber "kampanye yang tak berbatas".

AFP/MAS AGUNG WILIS
Presiden Indonesia Joko Widodo memberikan suaranya pada pemilihan presiden dan legislatif di TPS Badan Administrasi Negara di Jakarta pada 14 Februari 2024. (Photo by Mas Agung Wilis / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Nyarwi ahmad menyebut bahwa efek Presiden Jokowi sangat kuat dalam pilpres 2024.

Ia menyoroti, Jawa Tengah dan Bali yang notabene merupakan kandang banteng alias PDIP harus menelan pil pahit karena paslon yang diusungnya Ganjar-Mahfud tidak diunggul.

"Tim Prabowo harus diapresiasi berhasil mem-branding dirinya atau menjelaskan posisi yang dirinya secara jelas bahwa penerus Jokowi itu nyata," kata dia dikutip dari Kompas TV, Kamis (15/2/2024).

Nyarwi menjelaskan, efek Jokowi bukan hanya dalam konteks elektoral, tetapi sebagai kepala pemerintahan ia memiliki sumber "kampanye yang tak berbatas".

Baca juga: Jokowi: Jangan Teriak Curang, Kalau Ada Bukti Bawa ke Bawaslu, Bawa ke MK

"Sebagai presiden memang menjalankan program, kebijakan sekaligus juga di situ ada kegiatan kampanye. Jika dikatakan efek Jokowi, buktinya apa cuma kita buka aja data quick count Jawa Tengah dan Bali Jawa Tengah hari ini terrsa sekali. Betul kandang banteng tetapi tidak menjadikan kandang Ganjar," urai dia.

Diketahui berdasarkan hasil quick count sementara Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di Jawa Tengah Rabu kemarin, Anies-Muhaimin 29,20 persen, Prabowo-Gibran 63,68 persen serta Ganjar-Mahfu 24,27 persen.

Hal yang sama juga terjadi di Bali, Anies-Muhaimin13,21 persen, Prabowo-Gibran 51,77 persen, Ganjar-Mahfud 35,02 persen.

Pendiri SMRC Saiful Mujani menambahkan, sosok individu Jokowi sangatlah melekat dihati rakyat melebihi partai politik.

"Pak Jokowi ini lepas dari kritik suka ataupun tidak suka. Pemilih secara umum bahwa Pak Jokowi memang sangat populer, sangat disukai oleh masyarakat," ujar Saiful Mujani.

Ia menyebut, sebagai Presiden, Jokowi bisa memaksimalkan sumber yang ada untuk kepentingan politiknya.

"Pak Jokowi bisa mengklaim bahwa menang sebagai presiden bukan karena partai politik, hanya untuk kepentingan administratif daftar ke KPU karena konstitusi kita. tapi sesungguhnya adalah sosok yang lebih penting," jelas dia.

Melihat kondisi ini dirinya menyebut ada anomali yang terjadi, dimana pada sistem demokrasi yang mapan seorang calon presiden biasanya memiliki sentimen yang kuat terhadap partai politik.

Bagaimana dengan pilpres 2014 dan 2019 lalu?

Dibandingkan pada 2014 dan 2019, Jawa Tengah dan Bali yang disebut sebagai kandang banteng alias lumbung suara PDIP ini berhasil mengantarkan Jokowi menang dua periode

Merujuk pada hasil rekapitulasi nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan Jokowi-JK sebagai pemenang dalam Pilpres 2014.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved