TPN Pastikan Pertemuan Jokowi dan Megawati Bakal Terealisasi: Setelah Ganjar Menang

TRIBUNNEWS.COM - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD memastikan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati bakal terjadi. 

Namun pertemuan keduannya tidak dalam waktu dekat ini, melainkan setelah Pilpres 2024. 

"Pertemuan antara pak Jokowi dan ibu Mega pasti akan terjadi setelah pak Ganjar menang, sebelum itu kita harus fokus memenangkan di 14 Februari 2024," kata Deputi Politik TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjadjanto dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).

Andi mengatakan, Megawati berpesan saat ini jajarannya diminta fokus untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. 

Oleh karena itu, kata Andi pertemuan Megawati dan Jokowi mustahil dilakukan sebelum tanggal 14 Februari 2024. 

"Pesan ibu Mega ke kami jelas, fokus untuk pemenangan Pemilu. Jangan teralihkan konsentrasinya ke hal-hal lain," ucap Andi. 

Sebelumnya, beredar isu Presiden Jokowi Ingin menemui Megawati.

Isu itu mencuat di tengah merenggangnya hubungan Megawati, PDIP, dan Presiden Jokowi.

Keretakan itu setidaknya terlihat ketika Jokowi sudah tidak lagi menghadiri beberapa acara PDIP. 

Di sisi lain isu Presiden Jokowi meminta bertemu Megawati ini telah dibantah pihak Istana. 

"Terkait dengan narasi yang dikembangkan seolah-olah permintaan Bapak Presiden untuk bertemu, apalagi dihubungkan dengan Pemilu 2024, itu sama sekali tidak benar, kata Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Kepresidenan, Ari Dwipayana, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/1/2024).

Baca juga: Bak Banteng Masih Terluka dan Siap Menyeruduk, Pertemuan Jokowi dan Megawati Sulit Terjadi

Ari pun turut mempertanyakan isu ini, di mana sempat dihembuskan pertama kali oleh salah satu media online.

Ia mengatakan, media online yang dimaksud itu memperoleh informasi permintaan Jokowi bertemu dengan Megawati dari internal PDIP dan langsung dikonfirmasi bahwa itu adalah fakta.

Ari pun kembali menegaskan bahwa isu yang beredar tersebut tidaklah benar dan tak pernah terjadi.

"Jadi saya tidak tahu hal yang seperti ini. Aneh juga narasi yang dikembangkan oleh sebuah media seolah-olah mendapatkan informasi dari internal dari PDI Perjuangan dan dipersepsikan sebagai sebuah fakta.”