Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Strateginya Kerap Dikaitkan Prabowo, Bagaimana Bongbong Gunakan Tiktok Menangkan Pilpres Filipina?

Fenomena 'gemoy' yang menjadi brand politik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ini dinilai mirip dengan yang terjadi di Pemilu Filipina 2022.

Kolase Tribunnews
Ada yang menyebut gaya kampanye Prabowo Subianto mirip dengan Presiden Filipina, Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr yang memenangkan Pilpres di negara itu pada tahun 2022 lalu. 

Setelah hampir 40 tahun setelah jatuhnya diktator Ferdinand Marcos Sr, kini Filipina seperti menulis sejarah baru.

Apakah rakyat Filipina sudah memaafkan (mengampuni) “dosa-dosa” ayahnya, Ferdinand Marcos Sr?

Sekadar informasi, Marcos yang menggenggam kekuasaan Filipina selama 21 tahun (1965-1986) dikenal sebagai diktator kejam, brutal, dan karena kekayaan haram besar yang dikumpulkan oleh keluarga Marcos dan kroni-kroninya.

Daya tarik video di TikTok, dan banyak video serupa lainnya, bisa menjelaskan mengapa Bongbong Marcos.

Dalam video-video yang beredar itu, Bongbong menunjukkan bahwa kekayaan besar keluarga Marcos bukan berasal dari penjarahan kas negara Filipina, namun dari pendapatan sebagai pengacara.

Video lain menegaskan bahwa Marcos adalah “presiden terbaik di dunia” selama ia menjabat.

Secara keseluruhan, kisah-kisah tersebut memberikan wawasan tentang bagaimana Bongbong Marcos mampu memanfaatkan media sosial untuk menulis ulang sejarah pemerintahan ayahnya di Filipina.

Selain, generasi muda itu tidak mengetahui apalagi mengalami zaman Marcos, mereka sekarang hidup di zaman media sosial.

Media sosial memainkan peran sangat penting dan pengaruhnya pun sangat besar.

Para propagandis Bongbong Marcos Jr menggunakan media sosial untuk membersihkan sejarah, tujuannya untuk memberikan “penghargaan baru” terhadap Marcos Sr (Kyodo News, 8 Maret 2022).

Kampanye tersebut dimulai setidaknya satu dekade yang lalu. Mereka mengedit ratusan video lalu diunggah ke Youtube, yang kemudian diposting ulang di halaman Facebook.

Ini meyakinkan jutaan orang Filipina bahwa fitnah terhadap keluarga Marcos setelah kejatuhan mereka tidak adil, bahwa kisah-kisah keserakahan yang tak tertandingi itu tidak benar.

Meskipun Facebook tetap menjadi platform media sosial yang dominan di Filipina, TikTok dengan cepat menjadi sumber yang banyak digunakan untuk berbagi berita dan pandangan politik di negara berpenduduk 110 juta jiwa di Asia Tenggara.

Perusahaan media sosial milik Tiongkok ini adalah perusahaan swasta, sehingga data penggunanya sulit diverifikasi, namun laporan dari DataReportal, agregator data independen mengenai tren digital di seluruh dunia, menemukan bahwa hingga 36 juta orang Filipina menggunakan aplikasi tersebut.

Filipina juga merupakan negara teratas di mana responden mengakui bahwa mereka mengikuti influencer media sosial.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved