Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Cerita Ganjar Ungkap Orangtuanya Sempat Terlilit Utang Rentenir Untuk Biayai Anak Kuliah

Ganjar Pranowo mengungkap asal usul tercetusnya program 1 keluarga miskin 1 sarjana yang ditawarkannya kepada masyarakat saat berkampanye di Sukoharjo

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan sambutan saat menghadiri launching 1 keluarga miskin 1 sarjana di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023). Program 1 keluarga miskin 1 sarjana merupakan bagian dari program Indonesia Terampil dengan tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan keterampilan SDM dengan program yang melibatkan pendidikan dan pelatihan, beasiswa, peningkatan posisi perempuan, dan dukungan bagi buruh serta keluarga TNI/Polri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat miskin yang belum dapat mengubah nasib.

"Maka ketika amanat politik diberikan kepada saya untuk jadi capres, saya semangat untuk melawan kemiskinan itu, ayo kita lawan bersama kemiskinan agar hidup kita jauh lebih baik," ungkap Ganjar.

Ganjar memaparkan Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana ini merupakan pengembangan dari pengalaman 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Saat itu, Ganjar meluncurkan SMK Vokasi yang dapat mendorong anak berprestasi dari keluarga miskin bersekolah tanpa biaya dan segera memperoleh pekerjaan setelah lulus.

Ganjar kemudian menceritakan pengalaman seorang anak dari keluarga miskin yang menempuh pendidikan di SMK Vokasi dan sudah bekerja.
Anak tersebut, lanjut Ganjar, bahkan mengirimkan uang Rp 2 juta setiap bulannya kepada orang tuanya, termasuk untuk memperbaiki rumah orang tua.

"Kemarin saya datang dan menginap di rumah mereka terasa sekali kebahagiaan dari keluarga ini karena bisa lepas dari kemiskinan," kata Ganjar.

Dia menjelaskan, lewat Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, paslon Ganjar-Mahfud akan membuka kesempatan bagi anak keluarga miskin untuk sekolah sampai perguruan tinggi.

"Bapak-ibu, bantu kami. Kita cari keluarga miskin dengan anak yang beprestasi, semangat sekolah, maka kita dukung untuk bisa sekolah sampai jenjang perguruan tinggi," ujar Ganjar.

Dia menambahkan, Ganjar-Mahfud berharap program tersebut menjadi gerakan besar, minimal ada 1 sarjana dalam 1 keluarga miskin.

"Anggaran pendidikan yang 20 persen di APBN dan APBD bisa dikonsenkan ke sana sehingga bisa diinvestasikan untuk menyambut bonus demografi, sekaligus melepaskan masyarakat dari jerat kemiskinan," kata Ganjar. (Tribunnews.com/ Ibriza)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved