Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2024

Kutip Surat Al-Hasyr, Mahfud Ingatkan Jangan Membiarkan Kekayaan Hanya Beredar di Antara Orang Kaya

Mahfud MD, mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar jangan membiarkan kekayaan hanya beredar di antara orang-orang kaya.

Editor: Dewi Agustina
Tangkap Layar YouTube KPU
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD, mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar jangan membiarkan kekayaan hanya beredar di antara orang-orang kaya dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD, mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar jangan membiarkan kekayaan hanya beredar di antara orang-orang kaya.

Hal itu disampaikan Mahfud MD saat menyampaikan pernyataan pembuka dalam debat Cawapres Pemilu 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023) malam.

Baca juga: Usai Saksikan Debat Cawapres, Ruhut Sitompul Tetap Yakin Ganjar-Mahfud Menang Satu Putaran

Mahfud menyampaikan imbauan tersebut sambil mengutip ayat Al-Quran surat al-Hasyr ayat 7 dan Pasal 33 UUD.

Surat al-Hasyr ayat 7 berbunyi:

"Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya."

Sedangkan Pasal 33 UUD 1945 mengatakan "perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan."

Dalam pernyataan pembuka selama 4 menit, Mahfud mengungkit soal pentingnya melawan dan memberantas korupsi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Mahfud, beberapa pihak mempertanyakan target pasangan calon (Paslon) capres cawapres nomor urut 3 terkait pertumbuhan ekonomi mencapai angka 7 persen.

"Ada yang bertanya kepada kami, mungkin tidak Anda menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam 1 tahun, karena dalam sejarah reformasi tidak pernah sampai 7 persen, dulu hanya dicapai pada tahun 1989-1991," kata Mahfud.

Hal itu, kemudian ditanyakan Mahfud kepada beberapa ahli ekononomi, yang kemudian menyampaikan bahwa Indonesia tidak bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen karena kebodohan membiarkan korupsi yang merajalela.

Baca juga: Cak Imin Sangsi, Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Tak Realistis, Ekonom: Mahfud MD Sangat Benar

Padahal, lanjut Mahfud, Indonesia punya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang hebat untuk bisa membuat pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.

"Ternyata masalahnya karena korupsi dan in-efisiensi sektor sektor pertumbuhan ekonomi, konsumsi, belanja pemerintah, ekspor impor dan investasi," ungkap Mahfud.

Dia menjelaskan, pernyataan para ahli ekonomi tersebut memang benar terjadi, karena berdasarkan hasil kajian lembaga transparansi internasional, korupsi terjadi di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.

"Korupsi juga terjadi di tanah dan pertambangan, ada korupsi di kelautan, ada juga korupsi di industri penerbangan," ujarnya.

Mahfud mengungkapkan, ada yang menyampaikan bahwa kalau dia terpilih sebagai wapres, banyak pegusaha yang ketakutan karena takut ditangkap.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved