Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Saat TKN Ganjar dan TPN Prabowo Kembali Saling Klaim Sebagai Penerus Jokowi

Dua kubu yang saling klaim itu adalah Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Editor: Hasanudin Aco
Kolase Tribunnews.com
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid (kiri) dan Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto. 

“Bahkan dari polling yang kami lakukan, mencermati seluruh pemberitaan suara-suara dari rakyat di dalam debat kemarin menunjukan bahwa Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi."

"Itu Pak Prabowo tampil pada jati dirinya yang selama ini mencoba dipoles dengan gemoy. Tetapi debat telah mengembalikan suatu karakter asli dari Pak Prabowo. Sehingga Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi,” katanya.

B. TKN Prabowo-Gibran Juga Klaim Penerus Jokowi

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang juga petinggi Partai Golkar, Nusron Wahid, menyebut hanya Prabowo-Gibran yang bisa menjadi penerus kepemimpinan Presiden  Jokowi.

Hal ini membantah pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan Presiden Jokowi membantu pemenangan Ganjar.

"Tidak hanya Pak Prabowo. Pak Anies dan Pak Ganjar juga bukan Pak Jokowi. Karena tidak mungkin ada Jokowi kembar. Tapi bisa dipastikan bahwa Pak Prabowo adalah penerus Pak Jokowi, satu-satunya paslon yang berkomitmen melanjutkan kebijakan dan program Pak Presiden Jokowi," kata Nusron kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).

Politikus Partai Golkar itu menjelaskan komitmen itu dapat terlihat dari visi dan misi Prabowo dan Gibran.

“Kita berkomitmen melanjutkan semua program yang bermanfaat bagi masyarakat, mulai dari KIS (Kartu Indonesia Sehat), KIP (Kartu Indonesia Pintar), KIP Kuliah, PKH (Program Keluarga Harapan), bantuan sosial, semua akan dilanjutkan dan ditingkatkan."

"Ini kemudian ditambah dengan Program Makan Siang dan Susu Gratis serta Bantuan Gizi,” katanya.

Terkait dengan pernyataan Hasto yang menyebut Presiden Jokowi di belakang Ganjar, kata Nusron, keduanya sangat berbeda.

Sebab, Presiden Jokowi tak bersedia menjadi petugas partai seperti Ganjar.

“Sudah pasti beda antara Mas Ganjar dengan Pak Pak Jokowi. Karena Pak Jokowi menjabat Presiden tidak bersedia menjadi petugas partai. Sementara Mas Ganjar baru dicalonkan sudah menyatakan diri siap jadi petugas partai."

"Mungkin itu juga sebabnya Pak Jokowi mendorong Prabowo-Gibran, karena tak cocok dengan konsep Presiden dijadikan alat dan petugas partai politik,” katanya.

Meski begitu, kata Nusron, dirinya tak mempermasalahkan bila Presiden Jokowi diklaim oleh Hasto mendukung Ganjar di pesta demokrasi.

“Silakan saja kalau Pak Hasto mau klaim bahwa Pak Jokowi di belakang Mas Ganjar. Tapi di sini (Prabowo-Gibran) jelas adalah fakta, bukan klaim. Itu terlihat dari visi, misi, dan program. Apalagi kita disini bersama Mas Gibran,” katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved