Pemilu 2024
Kasus Covid-19 di Negara Tetangga Naik hingga Presiden Terpapar, Berdampak ke Pemilu di Indonesia?
Nadia menungkapkan, di Indonesia saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 dari 10-20 menjadi 267 kasus per minggu atau naik lebih dari 80 persen.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah memasuki masa pandemi Covid-19, kini kasus yang disebabkan virus Corona tersebut kembali meningkat di beberapa negara anggota ASEAN seperti di Singapura, Malaysia dan Filipina.
Bagaimana dampak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia yang saat ini tengah menggelar pemilihan umum atau Pemilu 2024 (Pileg, Pilpres, dan Pilkada Serentak) dan seberapa perlu mengantisipasinya?
Pemerintah Singapura dan Malaysia melaporkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 pada akhir November hingga awal Desember 2023.
Jumlah kasus Covid-19 di Singapura melonjak dua kali lipat selama periode 19-25 November 2023, dari 10.726 menjadi 22.094. Sebagian besar kasus Covid-19 yang terdeteksi di Singapura disebabkan oleh varian EG.5 dan sub-rangkaiannya HK.3.
Sementara di Malaysia, kasus Covid-19 melonjak 57,3 persen.
Dilaporkan ada 3.626 kasus hanya selama 19-25 November 2023. Dan kasus Covid-19 di Negeri Jiran mencapai lebih dari 1.000 kasus per minggu.
"Ada empat varian baru Omicron yang ditemukan merupakan Variants of Concern (VOC)," ujar
Direktur Utama Kesehatan Malaysia Dr Muhammad Radzi Bin Abu Hassan melaporkan, peningkatan kasus Covid-19 ini disebabkan adanya empat varian baru Omicron yang ditemukan merupakan Variants of Concern (VOC).
Baru-baru ini WHO melaporkan kemunculan varian baru Omicron BA.2.86 yang pertama kali dilaporkan pada 24 Juli 2023 tergolong Variant of Interest (VOI). Dan ada 46 negara melaporkan munculnya varian BA.2.86.
Selain kedua negara itu, rupanya negara anggota ASEAN lainnya yakni Filipina juga tengah terjadi peningkatan kasus Covid-19.
Baca juga: Mantan Menteri dan Pejabat Ramai-ramai Serang Jokowi, Siapa Saja Mereka? Akankah Makin Banyak?
Kementerian Kesehatan Filipina melaporkan, terdapat 1.340 kasus positif Covid-19 dalam satu pekan terakhir.
Bahkan, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Kantor Komunikasi Kepresidenan, Cheloy Garafil mengatakan di halaman Facebook-nya Marcos akan melakukan isolasi selama lima hari.
“Presiden Bongbong Marcos dinyatakan positif Covid-19. Atas saran medis, dia akan menjalani masa isolasi selama lima hari,” kata Garafil dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Manila Times.
Pernyataan itu tidak menyebutkan kapan dia dinyatakan positif mengidap virus tersebut.
Setelah dinyatakan positif Covid-19, Marcos membatalkan acaranya pada hari Selasa.
Acara tersebut adalah kunjungan ke Mindanao di Filipina selatan untuk merawat para korban pemboman pada hari Minggu dan orang-orang yang mengungsi akibat gempa bumi kuat dan gempa susulan sejak Sabtu malam, dikutip dari SCMP.
Kasus Covid-19 di Indonesia Juga Naik Tapi Terkendali

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, kasus Covid-19 di Indonesia juga mengalami kenaikan karena adanya varian baru.
Menurut Nadia, varian baru yang saat ini dominan di Indonesia, yakni varian Eris atau EG.5 dan EG.2.
Baca juga: Jokowi Tempel Kunjungan Ganjar di Sejumlah Daerah, Beda Gaya Presiden & Capres Kampanye Temui Warga
Nadia menungkapkan, di Indonesia saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 dari 10-20 menjadi 267 kasus per minggu atau naik lebih dari 80 persen.
Meski begitu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir.
Dan sejauh ini, keterisian bed pasien Covid-19 di rumah sakit tidak ikut melonjak.
Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia di antaranya terjadi di Jakarta.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dokter Ngabila Salama mengatakan, kasus Covid-19 di Jakarta terdapat sedikit kenaikan sedikit dan nyaris terkendali.
Hal itu dikarenakan, mayoritas kasus hanya bergejala ringan.
"Ada sedikit kenaikan kasus Covid-19 di DKI Jakarta, tapi sangat terkendali dan 95 persen bergejala ringan dan OTG," ujar Ngabila kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Ia juga melaporkan bahwa tidak ada kenaikan angka perawatan rumah sakit.
"Lonjakan kasus Covid-19 di DKI jakarta terjadi terakhir pada Mei-Juni 2023," tutur nya.
Ngabila menjelaska,sejak Juni 2023 Indonesia telah masuk fase endemi Covid-19.
Lonjakan kasus Covid-19 dapat terjadi setiap enam bulan sekali polanya seperti ISPA, terutama terjadi lonjakan saat pancaroba dan musim penghujan.
KPU Diminta Waspada

Peningkatan kasus Covid-19 di negara tetangga dan di Indonesia turut menjadi perhatian Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).
Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini mengimbau pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait lonjakan Covid-19 ini.
Menurutnya hal itu perlu dilakukan, untuk memahami, memastikan, antisipasi dan tindakan seperti apa yang harus diambil.
Diketahui, ada banyak rangkaian Pemilu 2024 yang harus diselenggarakan KPU menuju hari pencoblosan 14 Februari 2024 dan melibatkan kerumunan masyarakat.
Di antaranya kampanye hingga debat capres-cawapres akan dilangsungkan mulai 12 Desember 2023.
"Untuk memastikan keamanan petugas agar tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan tahapan Pemilu 2024," kata Titi dihubungi Selasa (5/12/2023).
Baca juga: Rencananya RSUD Garut Menyiapkan Ruangan Khusus untuk Caleg yang Stres Saat dan Pascapemilu 2024
Ia menyebutkan, Kementerian Kesehatan yang lebih memiliki kompetensi terkait dampak dari peningkatan kasus Covid-19.
Pengajar fakultas hukum di Universitas Indonesia itu juga menyebutkan bahwa proses pemilihan umum melibatkan banyak orang. Maka KPU perlu mewaspadai segala sesuatunya.
"KPU perlu waspadai segala sesuatunya, agar tidak mengganggu keamanan dan keselamatan petugas. Serta para pihak yang terlibat dalam proses pemilu," tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.