Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Pidato Megawati Disebut Tunjukkan Kekecewaan dan Kemarahannya kepada Jokowi Sekeluarga

Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diduga menjadi bentuk kekecewaan dan kemarahan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Febri Prasetyo
Tangkap layar kanal YouTube PDI
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri umumkan Mahfud MD sebagai Cawapres Ganjar, Rabu (18/10/2023). Terbaru, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menduga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa kecewa sekaligus marah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga. 

Pengamat Akui Ada Indikasi Kecurangan

Di sisi lain, Pengamat politik Airlangga Pribadi turut membenarkan adanya indikasi kecurangan dalam Pemilu 2024.

Airlangga menyebut, belakangan ini terlihat adanya rentetan proses politik yang mengindikasikan kecurangan.

“Kita lihat misalnya mulai dari apa yang diutarakan oleh Bu Megawati tentang candidacy Mas Gibran Rakabuming yang memiliki persoalan kontroversi secara etis, dan kemudian secara prosedur hukum di Mahkamah Konstitusi dan ternyata bermasalah,” ujar Airlangga, Minggu (12/11/2023).

Airlangga juga melihat indikasi hukum dimanfaatkan sebagai alat kekuasaan.

Baca juga: Daftar 7 Menteri Jokowi dari PDIP, Ada yang Datang ke Megawati Bilang Ingin Mundur dari Kabinet

Terkait dengan hal itu, Airlangga menyinggung pencopotan baliho Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

"Tapi yang dikhawatirkan misalnya dari beberapa indikasi seperti pencabutan baliho dan preseden yang kemarin muncul terkait dengan conflict of interest dan penggunaan Mahkamah Konstitusi bagi kepentingan kekuasaan dan banyak lagi hal yang lain," lanjutnya.

Hal tersebut, kata Airlangga, menjadi indikasi keterlibatan aparat kekuasaan jelang Pemilu 2024.

Selain itu, ia berujar bahwa Pemilu yang tidak adil akan memunculkan masalah kepercayaan masyarakat.

“Sehingga Beliau (Megawati) menekankan dalam pidatonya tentang suara hati nurani menjadi penting karena itu terhubung dengan sentimen dan keprihatinan yang muncul dari kalangan masyarakat sipil."

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Febri Prasetyo, Kompas.com/Fitria Chusna)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved