Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Susul PDIP, Nasdem Juga Mulai Kritik Tajam Jokowi, Ini 5 Poin Penting Kritik Surya Paloh

Kritik bertubi-tubi terhadap  Presiden Jokowi dan keluarganya kini tak hanya datang dari para petinggi PDIP.

Editor: Hasanudin Aco
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
FOTO DOKUMENTASI./ Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh (kanan) berbincang dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri (kiri), Presiden terpilih, Joko Widodo, dan Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Marina Convention Center (MCC), Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/9/2014). Pada Rakernas Keempat PDIP yang dihadiri Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK serta sejumlah ketua partai koalisi ini mengusung tema Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat. 

Proses itulah yang kemudian menjadikan sang anak sosok yang matang. 

"Orangtua dulu menyatakan kalau bisa dia harus mapan dulu. Bukan hasil peraman, nah ini yang saya harapkan. Jadi mungkin kalau anak saya berani bertanya kepada saya, maka saya akan katakan 'tunggu dulu, akan tiba saatnya, itupun kalau saya masih berumur panjang'," ujar dia. 

2. Singgung Aparat Negara

Surya Paloh menyebut, banyak aparat negara yang terseret pada kepentingan pribadi dan golongan.

"Hari-hari ini kita melihat betapa banyaknya upaya membawa negara dan aparaturnya melayani kepentingan pribadi dan golongan," ujar Surya.

Surya menambahkan upaya menyeret aparatur negara pada kepentingan politik praktis melahirkan ketidakpercayaan masyarakat kepada negara.

"Kritik kemudian muncul dalam bentuk sinisme dan cemoohan yang sudah sangat kasar sebagai bangsa yang beradab," imbuh dia.

Surya mengatakan negara kini telah mengalami penurunan kewibawaan pada tingkatan yang paling rendah akibat praktik tersebut.

Hal ini yang menyebabkan rakyat mengalami kesulitan menempatkan kepercayaan kepada sosok selain pemerintah.

"Hari ini akan mudah sekali kita temui rakyat yang merasa cukup memerintah dirinya sendiri, saat ini kita berada di tanduk kerusakan yang paling mencemaskan sepanjang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita berharap semua pemimpin nasional dan rakyat tidak kehilangan kontrol," ucapnya.

3. Melawan Jika Ada Ketidakadilan

Surya Paloh menyatakan pihaknya tidak akan diam apabila ada penguasa yang bertindak tidak adil, demi untuk kepentingan kelompoknya. 

"Kita semua bisa menerima untuk menjadi rakyat jelata asalkan itu berdasarkan pada keadilan. Sebaliknya kita tidak bisa tinggal diam ketika ada penguasa kekuasaan yang berlaku tidak adil demi kepentingan tertentu, demi kepentingan kelompoknya," katanya. 

Ditegaskan Surya Paloh, pihaknya bakal menerima situasi apapun baik itu sedih atau nestapa asalkan muncul dari nilai keadilan. 

"Nilai kepatutan dan kepantasan, sebaliknya kesejahteraan semakmur apapun suatu bangsa. Jika tidak ada keadilan di dalamnya maka gugatan demi gugatan yang datang silih berganti," terangnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved