Rabu, 1 Oktober 2025

Pilpres 2024

Serangan PDIP ke Jokowi Makin Keras, Ganjar Sentil Sektor Maritim, FX Rudy Singgung Intimidasi

Ganjar, misalnya, yang dulu dikenal dekat dengan Jokowi kini sudah mulai menyoroti kinerja pemerintahan sang presiden.

Kolase Tribunnews
Kolase: Ganjar Pranowo, Jokowi, dan FX Rudy. PDI Perjuangan kian keras mengkritik Presiden Jokowi, belakangan ini. 

"Oh, enggak ada (pesan). Bu Mega tentu tidak perlu berpesan apapun karena kan kalau memang Pak Jokowi menganggap dirinya kader, dia tahu apa yang harus dilakukan," kata Deddy saat ditemui di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo, Menteng, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Dia menjelaskan PDIP tidak pernah berharap dan berpikir mendorong Presiden Jokowi untuk menggunakan instrumen kekuasaan mempengaruhi Pemilu.

"Tentu kita berharap Pak Jokowi bisa memainkan perannya sebagai seorang pemimpin bangsa ini," ujar Deddy.

Menurut Deddy, hal tersebut penting agar Pemilu bisa berjalan secara jurdil. Sebab, dia menilai ada potensi Pemilu 2024 tidak jurdil.

"Karena ada potensi di mana Pemilu kali ini berpeluang menjadi tidak jurdil. Karena apa? Karena ada anak presiden sedang bertarung," ucapnya.

Sehingga, dia menegaskan tantangan besar Presiden Jokowi adalah memastikan Pemilu 2024 tetap jurdil.

"Itu kan orang sederhana aja berpikir mana ada orang yang mau anaknya kalah. Ini kan tantangan besar buat Pak Jokowi menjaga kewibawaan Pemilu kita," imbuh Deddy.

Pemilu 2024 Lebih Mengkhawatirkan daripada 2019?

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi mengatakan Pemilu 2024 lebih mengkhawatirkan daripada Pemilu 2019.

Pada Pemilu 2019, kata Burhanuddin, partai pendukung pemerintah secara serentak berkumpul untuk mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada Pemilu 2024, pertarungan tidak hanya melibatkan capres yang didukung pemerintah, tetapi juga antarkekuatan pemerintah.

"Bayangkan Anies Baswedan pun didukung oleh dua partai pemerintah, Nasdem dan PKB," kata dia.

"Yang kedua, PDI Perjuangan mendukung Ganjar-Mahfud. Jadi, sesama mereka yang punya instrumen dan akses terhadap kekuasaan sekarang bertarung satu sama lain."

Oleh karena itu, Burhanuddin kekhawatiran Jokowi tentang pemilu masuk akal.

"Karena tadi, yang berebut kekuasaan sama-sama punya akses terhadap instrumen kekuasaan. Ini kan lebih berbahaya. Kalau dulu, Pak Prabowo didukung oleh Partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN yang tidak punya akses kekuasaan," ujarnya menjelaskan.

"Sekarang yang bertarung sama-sama punya akses terhadap aparat, sama-sama punya akses terhadap instansi kekuasaan, dan kalau misalnya mereka tidak netral dan kemudian saling baku hantam sesama kontestan dan melibatkan akses dan kekuasaan, itu kan yang jadi korban kita semua."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved