Senin, 29 September 2025

Pilpres 2024

Pengamat Sarankan Jokowi Temui Megawati dan Selesaikan Masalah secara Dewasa

Pengamat politik menyarankan Presiden Jokowi menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Daryono
Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali pagi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, dengan mengunjungi lokasi pembangunan Kantor Presiden, pada Kamis (2/11/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sowan atau menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri guna menyelesaikan permasalahan secara dewasa.

Belakangan ini hubungan Jokowi dengan Megawati dikabarkan memanas setelah putra Jokowi sekaligus Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, memilih menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto

Menurut Burhanuddin pertemuan di antara Jokowi dan Megawati bisa menurunkan ketegangan politik menjelang Pilpres 2024.

Apalagi, kata Burhanuddin, Jokowi pernah mengaku sebagai putra atau anak Megawati.

"Jadi, misalnya sekarang Presiden Jokowi dianggap 'crossing the limit' (kebablasan) karena memperbolehkan Gibran maju sebagai cawapres Pak Prabowo, sebagai anak ada baiknya Presiden Jokowi sowan ke Ibu Mega, kemudian selesaikan secara dewasa," kata Burhanuddin dalam acara Kompas Malam di Kompas TV, Kamis, (2/10/2023).

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) itu mengatakan harus ada rekonsiliasi di antara Jokowi dan PDIP.

Baca juga: Guntur Romli Ungkit Sikap Jokowi: Dulu Sebut Wacana Gibran Cawapres Tak Logis, tapi Kini Kejadian

Pemilu 2024 lebih mengkhawatirkan

Dalam acara yang sama Burhanuddin menyebut Pemilu 2024 lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.

"Karena di 2019 itu Presiden Jokowi bersama Kiai Ma'aruf Amin didukung oleh elemen yang sedang mendapatkan mandat demokratik sebagai penguasa. Jadi, partai pemerintah itu ngumpul semua di belakang Presiden Jokowi," ujarnya.

Burhanuddin menyebut Pemilu 2024 lebih rumit atau kompleks karena pertarungan tidak hanya melibatkan capres yang didukung pemerintah, tetapi juga antarkekuatan pemerintah.

"Bayangkan Anies Baswedan pun didukung oleh dua partai pemerintah, Nasdem dan PKB," kata dia.

"Yang kedua, PDI Perjuangan mendukung Ganjar-Mahfud. Jadi, sesama mereka yang punya instrumen dan akses terhadap kekuasaan sekarang bertarung satu sama lain."

Baca juga: Pengamat: Gibran Maju Cawapres Tak Mengejutkan, Portofolio Keluarga Jokowi Melulu pada Kekuasaan

Oleh karena itu, Burhanuddin kekhawatiran Jokowi tentang pemilu masuk akal.

"Karena tadi, yang berebut kekuasaan sama-sama punya akses terhadap instrumen kekuasaan. Ini kan lebih berbahaya. Kalau dulu, Pak Prabowo didukung oleh Partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN yang tidak punya akses kekuasaan," ujarnya menjelaskan.

"Sekarang yang bertarung sama-sama punya akses terhadap aparat, sama-sama punya akses terhadap instansi kekuasaan, dan kalau misalnya mereka tidak netral dan kemudian saling baku hantam sesama kontestan dan melibatkan akses dan kekuasaan, itu kan yang jadi korban kita semua."

Presiden Joko Widodo sedang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis, (2/11/2023).
Presiden Joko Widodo sedang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis, (2/11/2023). (Tangkap Layar Kompas Tv)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan