Senin, 29 September 2025

Pilpres 2024

Dominasi DPT, Suara Gen Z dan Milenial di Pemilu 2024 Bisa Jadi Penentu Utama

Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 sebesar 204,8 juta jiwa, dri jumlah tersebut, pemilih dari generasi milenial dan gen Z mendominasi dengan 56 persen

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
istimewa
Diskusi bertajuk 'Suara Muda, Suara Penentu' pada Selasa (31/10/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebesar 204,8 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, pemilih dari generasi milenial dan gen Z mendominasi dengan 56 persen.

Adapun jumlah pemilih generasi milenial mencapai 66.822.389 atau 33,6 persen dan pemilih generasi Z mencapai 46.800.161 atau 22,85 persen.

Dominasi suara pemilih milenial dan gen Z di Pemilu 2024, menempatkan mereka sebagai penentu utama dalam kontestasi pesta demokrasi tahun depan.

Pengamat politik dari Universitas A-Azhar, Ujang Komarudin memandang optimis suara anak muda ke depan bisa menjadi lokomotif perubahan, dengan menempatkan perspektif bahwa mereka bisa menjadi bagian dari kemajuan.

"Ujang muda saat itu berpikir tidak ada persoalan bangsa ini yang tuntas. Dalam pergumulan saya saat kuliah politik di UIN, S1, S2. Saya ingin tahu kenapa anak muda anti terhadap politik. Lalu saya temukan bahwa harus berkontribusi bagi bangsa ini, lewat berbagai aspek salah satunya melalui politik," kata Ujang dalam webinar 'Suara Muda, Suara Penentu' yang diselenggarakan Apahabar Community, Selasa (31/10/2023).

Berkenaan dengan itu, Ujang berpesan kepada kaum muda agar tidak apatis dengan politik karena keputusan mereka menentukan nasib bangsa Indonesia mulai dari tahun 2024.

"Kita harus membangun perspektif yang baru bahwa kita anak muda yang potensial dibutuhkan bangsa ini untuk berkontribusi bagi bangsa," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, pengamat komunikasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad mengungkapkan bahwa anak muda berpotensi menjadi penentu Pemilu 2024.

Namun mereka harus menjaga momen tersebut agar tidak hanya dimanfaatkan oleh elite dan partai tertentu.

Sebab menurutnya sejauh ini banyak parpol mengatasnamakan anak muda lewat penggalangan isu yang terkait, tapi sebenarnya kurang menyentuh langsung mereka.

"Misalkan di media sosial. Bila kita tracking isu anak mudanya seputar Gibran. Sangat minim menemukan voice tentang anak muda yang kuat berkaitan dengan suara mereka tentang politik," kata Nyarwi.

Karena itu, ia mengajak anak muda untuk menjaga momen ini dengan sadar akan posisi mereka yang bisa menjadi kekuatan dalam menentukan pemimpin terbaik untuk kemajuan negeri.

Baca juga: Kemenkominfo Ajak Publik Cek DPT, Pastikan Hak Suara di Pemilu 2024

"Saya berpikir kalau anak muda tidak memanfaatkan Pemilu kali ini, akan sangat disayangkan, karena tidak menjadi momentum bagi mereka. Perlu menghadirkan anak muda yang punya privilege tertentu dan hadir dalam Pemilu, ini menjadi momen mereka," kata Ujang.

Influencer Ratu Lubis sebagai salah satu narasumber menerangkan sebenarnya tidak banyak anak muda yang punya perhatian lebih pada masalah dan isu politik karena terlanjur apatis dan skeptis.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan