Senin, 29 September 2025

Pilpres 2024

Pengamat: Demokrat Mesti Realistis karena Hanya 'Pelengkap', yang Terpenting segera Bersikap

Pengamat menilai saat ini Demokrat harus realistis karena PDIP dan KIM sudah memenuhi presidential threshold.

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan kata sambutan pada perayaan HUT ke 22 Partai Demokrat di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023). Pengamat menilai saat ini Demokrat harus realistis karena PDIP dan KIM sudah memenuhi presidential threshold. 

TRIBUNNEWS.com - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, bicara mengenai peluang Demokrat merapat ke koalisi PDIP atau Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Menurut Agung, Demokrat bisa saja masuk ke salah satu koalisi tersebut jika tak mengajukan syarat Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Ketika Demokrat ingin masuk ke koalisi PDIP atau KIM, otomatis peluang pencawapresan AHY mengecil," kata dia, Sabtu (9/9/2023), dilansir Kompas.com.

Tak hanya itu, Agung juga menilai Demokrat mesti realistis lantaran saat ini status partai berlambang Mercy itu hanya sebagai 'pelengkap'.

Pasalnya, baik PDIP maupun KIM, sudah sama-sama memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

Baca juga: Sindiran AHY di Tengah Ucapan Selamat untuk Anies-Cak Imin: Memilih Pemimpin Tidak Bisa Begitu Saja

Agung pun berpendapat, saat ini, yang terpenting bagi Demokrat adalah harus segera menentupkan sikap menjelang Pilpres 2024.

"Karena Demokrat hanya sebagai 'partai pelengkap' setelah PDIP memastikan ambang batas presiden (presidential threshold) sebagaimana KIM."

"Yang terpenting Demokrat bisa segera bersikap dan memiliki peran strategis dalam Pilpres 2024," tandas dia.

Diketahui, Ketua DPP Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Demokrat, Herman Khaeron, mengungkapkan kecil kemungkinan bagi partainya membentuk poros baru di Pilpres 2024.

Saat ini, sudah ada tiga poros di Pilpres 2024, yaitu KIM (Gerindra, PAN, dan Golkar), Koalisi Perubahan untuk Persatuan (NasDem, PKB, dan PKS), serta PDIP dan PPP.

"Dalam politik itu serba mungkin sehingga kalaupun terjadi garis Tuhan ternyata menentukan ada koalisi baru bisa saja terjadi."

"Tapi, kemungkinannya menurut saya sangat kecil dibandingkan dengan koalisi yang sudah pasti," kata Khaeron di DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

Herzaky mengungkapkan untuk saat ini Demokrat akan berfokus pada poros yang sudah ada, kecuali koalisi sebelumnya.

Ia juga menyebut, pilihan paling realistis yang bisa dilakukan sekarang adalah bergabung dengan KIM atau PDIP.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan