Pilpres 2024
Ganjar Pranowo: Jadi Pemimpin Harus Terbiasa Dibully
Menurut Ganjar, seorang pemimpin harus terbiasa di-bully karena keputusannya tidak bisa menyenangkan semua orang.
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengatakan, seorang pemimpin harus terbiasa di-bully.
Pernyataan tersebut disampaikan Ganjar Pranowo, saat menjadi pembicara dalam acara Hari Menjadi Manusia, di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7/2023) malam.
Baca juga: Ganjar Ingatkan Pentingnya Metode Belajar Menyenangkan untuk Murid
Momen tersebut berawal saat seorang pembawa acara menanyakan kepada Ganjar soal risiko menjadi seorang pemimpin.
Menurut Ganjar, seorang pemimpin harus terbiasa di-bully karena keputusannya tidak bisa menyenangkan semua orang.
"Yang pertama, kita harus terbiasa untuk di-bully. Ah pencitraan, tadi Mas Anies juga bilang gitu, pencitraan. Keputusannya tidak menyenangkan semua orang," ucap Ganjar, dalam acara tersebut, Sabtu ini.
Kemudian, Ganjar menyebut, seorang pemimpin tidak boleh ragu dalam mengambil keputusan.
"Kalau sudah dianalisis, semua didengarkan (pendapat), ada keputusannya. Silahkan diambil," terang Ganjar.
Sebab, menurutnya, biasa pemimpin ragu dan tidak berani mengambil keputusan.
"Biasanya ini mereka ragu, enggak berani. Karena kemungkinan akan mendapatkan harus tantangan," katanya.
Lebih lanjut, menurut Ganjar, hal tersebut merupakan hal biasa bagi seorang pemimpin.
"Kalau jadi pemimpin jangan ragu-ragu. Pasti tidak bisa menyenangkan semua orang. Kalau kamu ingin menyenangkan semua orang, jual es krim, senang semua pasti," ujarnya.
Baca juga: Momen Ganjar Tak Sengaja Bertemu Anies, Foto Bareng dan Kompak Peragakan Pose yang Sama
Selanjutnya, Ganjar menyinggung soal ia yang menjadi perbincangan karena menolak Piala Dunia Sepak Bola U-20 dihelat di Indonesia.
"Kemarin bicara U-20 juga dimarahin lagi saya. Dan saya sampaikan secara terbuka, harus ada keputusan dan berani," ucap Ganjar.
Meski demikian, kata Ganjar, dalam mengambil keputusan yang tidak menyenangkan semua pihak tersebut, ia mempertanyakan soal pihak yang justru membully keluarganya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.