Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

PPP dan Golkar Satu Suara, KIB Dapat Jatah Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

Plt Ketua Umum PPP Mardiono setuju Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mendapat jatah capres atau cawapres di Koalisi Besar. 

WARTA KOTA/WARTA KOTA/ABN
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (tengajh) dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono usaai melakukan pertemuan di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022). Pertemuan tersebut diskusi ringan terkait langkah KIB ke depan jelang 2024. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Sebab, didukung oleh mesin partai yang kuat. 

Menurut dia, KIB perlu mendorong kader internal untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar.

"KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam koalisi besar," ujar Ikhwan, Selasa (18/4/2023).

Arif mengatakan rekomendasi capres atau cawapres dari KIB mempermudah wacana peleburan koalisi besar semakin terwujud. 

Arif mengatakan peleburan KIB-KIR menjadi koalisi besar tidak lepas dari peran Jokowi. 

Restu Jokowi pun, lanjutnya, akan membuat kedua koalisi bersatu dan menjadi kekuatan besar. 

Kekuatan ini dinilai mampu menghadapi PDIP meski Jokowi adalah kader PDIP. 

Artinya, ujar Arif, koalisi besar yang direstui Jokowi akan berhadapan dengan PDIP sebagai koalisi tunggal yang mengusung capres. 

"PDIP ingin merapat ke Koalisi Besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan PDIP tidak mau ketinggalan sebagai salah satu partai pendukung pemerintah," tambahnya. 

Arif menambahkan, PDIP menyadari mereka berpotensi kalah jika koalisi besar terbentuk.

Keyakinan PDIP sebagai tuan rumah koalisi merupakan respons dari ketakutan PDIP ditinggalkan koalisi pemerintah.

"Sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," lanjutnya.

Di satu sisi, Jokowi merestui capres dari koalisi besar yang sepertinya mengarah ke sosok Prabowo Subianto.

Arif menambahkan, jika restu Jokowi sudah diperoleh Prabowo, bisa saja posisi wakilnya akan jatuh pada KIB, yaitu Airlangga atau bisa saja sebaliknya.

Baca juga: KIB Didorong Perjuangkan Kader Internal Jadi Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

Karena itu, masuknya PDIP dalam wacana peleburan koalisi besar semakin mempersulit konsolidasi partai jika partai itu mendorong capres Koalisi Besar dari kadernya sendiri.

"PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," tegasnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved