Minggu, 5 Oktober 2025

Koalisi Partai Politik

Menakar Makna di Balik Kesiapan PDIP Jadi Tuan Rumah Koalisi Besar

Ikhwan Arif menilai bahwa keinginan PDIP jadi tuan rumah adalah peneguhan simbol PDIP sebagai pengusung utama Jokowi. 

Tribunnews.com/Naufal Lanten
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat konferensinpers usai menghadiri Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). Ikhwan Arif menilai bahwa keinginan PDIP jadi tuan rumah adalah peneguhan simbol PDIP sebagai pengusung utama Jokowi.  

Ia diduga akan memilih kandidat seperti Prabowo, Ganjar hingga Airlangga.

“Namun kendalanya Ganjar hari ini tergerus oleh isu penolakan Israel di Piala Dunia U-20, dengan demikian pilihan terdekat akan mengarah kepada Prabowo sebagai capresnya.  Apalagi Prabowo secara resmi ingin maju sebagai capres, apabila restu Jokowi sudah diperoleh bisa saja posisi wakilnya akan jatuh pada KIB, yaitu Airlangga atau bisa saja sebaliknya," kata Ikhwan. 

Ikhwan menilai, peleburan koalisi akan membawa keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh adalah partai akan mudah mendapatkan kemenangan, tetapi partai politik akan mengalami tantangan dalam meraup efek ekor jas untuk kepentingan pemenangan pemilu.

Selain itu, posisi PDIP yang merapat ke koalisi besar berpotensi membawa masalah. Sebab, kata dia, PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. 

“Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju, PDIP jika ingin mengusung kandidat sendiri bisa saja membentuk koalisi tunggal. Jadi masuknya PDIP dalam wacana peleburan koalisi besar semakin mempersulit konsolidasi partai jika PDIP ngotot mendukung capres dari kadernya sendiri," tukas Ikhwan.
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved