Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Demokrat Meradang Kepala BIN Sebut Aura Jokowi Pindah ke Prabowo: Ini Merusak Citra Indonesia

Kamhar menyebut pernyataan BG bisa memunculkan spekulasi akan adanya operasi intelijen untuk memenangkan capres tertentu di Pilpres 2024.

Ist
Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tersenyum saat menghadiri peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura pada Selasa (21/3/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG) yang menyebut aura Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagian sudah mulai berpindah ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merusak citra Indonesia di mata dunia.

"Ini sangat disayangkan, tak hanya mencederai proses demokrasi namun juga merusak image Indonesia di mata dunia yang akan terlihat sebagai “Banana Republic”. Seolah-olah demokrasi atau demokrasi semu yang dipimpin oleh diktator," kata Kamhar kepada wartawan, Rabu (22/3/2023).

Kamhar menyebut pernyataan BG bisa memunculkan spekulasi akan adanya operasi intelijen untuk memenangkan capres tertentu di Pilpres 2024.

"Berbagai spekulasi bisa berkembang akibat pernyataan Kepala BIN yang terbaca sebagai bentuk dukungan seperti ini, termasuk spekulasi akan adanya operasi intelijen untuk pemenangan kandidat tertentu," ujarnya.

Menurut Kamhar, pernyataan serupa sebelumnya sempat disampaikan BG di hadapan Presiden Jokowi.

Dia menyebut pernyataan BG tersebut bisa dibaca sebagai bentuk dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024.

"Pernyataan serupa merupakan kali kedua yang tersimpan pada memori publik Pak BG menyebut Pak Prabowo di hadapan Pak Jokowi yang terbaca sebagai bentuk dukungan untuk Pilpres 2024 mendatang," ujarnya.

Baca juga: Budi Gunawan Sebut Aura Jokowi Pindah ke Prabowo, Demokrat Ragukan Netralitas BIN di 2024

Kamar menilai pernyataan BG itu muncul lantaran Presiden Jokowi yang sering mengendorse kandidat capres dan cawapres.

"Ini terjadi karena mencontoh Presiden Jokowi yang sering mengendorse capres dan cawapres," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan sangat berbahaya sekali jika para pejabat tinggi negara yang memiliki kekuatan hegemoni dan kekuatan dominasi sebagai repressive state apparatus ikut-ikutan pada politik praktis.

"Ini karena Presiden Jokowi tak mampu menahan diri dan tak bisa memberi keteladanan," tegas Kamhar.

Karenanya, Kamhar meragukan netralitas BIN dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Kami menyayangkan lagi-lagi pejabat negara mempertontonkan sikap yang bisa mempengaruhi netralitas dan independensi penyelenggaraan dan proses Pemilu 2024," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan bahwa aura Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagian sudah mulai berpindah ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved