Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 2024

Disurvei Terancam Tak Lolos Senayan di 2024, PAN Tanyakan Kredibel SMRC

Viva Yoga Mauladi menanyakan kredibel dari lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang surveinya sebut PAN tak lolos ke Senayan.

Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, saat ditemui di kantor DPP PAN, Kamis (9/2/2023). Viva Yoga Mauladi menanyakan kredibel dari lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang surveinya sebut PAN tak lolos ke Senayan di 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi menanyakan kredibel dari lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

Hal itu terkait hasil survei SMRC menunjukkan elektabilitas PAN berada di bawah 4 persen alias terancam tak lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

"Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Sentimen pada PAN? Atau karena faktor lain?" kata Viva kepada wartawan, Senin (20/3/2023).

Baca juga: Survei SMRC: PPP dan PAN Terancam Terdepak dari Senayan di 2024

Menurutnya, hasil survei dari SMRC menimbulkan pertanyaan dari masyarakat, sebab sejak Pemilu 2024 PAN selalu disebut tak lolos parlemen.

"Tentu akan banyak pertanyaan masyarakat dari tidak akuratnya hasil survei mereka, sejak 2004 sampai sekarang," ujarnya.

Viva menyebut bila hasil survei SMRC akurat, maka harusnya sejak Pemilu 2004 PAN tidak lolos parliamentary threshold.

"Tetapi hasil surveinya selalu tidak terbukti. Sampai Pemilu 2019 PAN masih memperoleh kursi DPR RI," ungkapnya.

Dia menuturkan dari data resmi KPU RI, di Pemilu 2004 PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen, Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen.

"Jadi, ada perbedaan hasil super signifikan antara prediksi melalui hasil survei oleh SMRC itu dengan hasil resmi Pemilu yang ditetapkan oleh KPU," ucap Viva.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat menyampaikan hasil survei SMRC terbaru terkait elektabilitas parpol pada Maret 2023.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat menyampaikan hasil survei SMRC terbaru terkait elektabilitas parpol pada Maret 2023. (Kanal Youtube SMRC TV/Gita Irawan)

Viva mengatakan ada keanehan dalam survei dari SMRC tersebut dalam meneliti tentang PAN.

"Aneh enggak sih, mengapa sekelas SMRC selalu salah secara konsisten dalam meneliti tentang PAN? Melakukan kesalahan secara konsisten," tegasnya.

Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa beberapa lembaga survei memunculkan hasil yang berbeda dengan SMRC, yakni suara PAN di atas 4 persen.

"Untuk itu, apapun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut tetap akan menjadi cermin evaluasi diri, sebagai input data bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan Pemilu 2024," imbuhnya.

Sebelumnya, hasil jajak pendapat dari lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) terancam tak lolos parlemen di 2024.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan elektabilitas PPP dan PAN di bawah 4 persen sebagai syarat ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.

"PPP 2,4 persen; PAN 1,9 persen; Perindo 1,7 persen; dan PSI 1,1 persen," kata Deni dalam rilis surveinya dikutip pada Senin (20/3/2023).

Menurut Deni, partai-partai lain nonparlemen juga mendapatkan suara di bawah 1 persen.

"Masih ada yang belum tahu atau tidak menjawab 15,3 persen," ujarnya.

Dia menuturkan sejauh ini elektabilitas sebagian besar partai belum pulih jika dibandingkan dengan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019.

Deni menjelaskan bahwa dibanding hasil Pemilu 2019, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 23,4 persen.

"Partai lain yang juga cenderung menguat adalah Gerindra dan PKB. Elektabilitas Gerindra sedikit naik dari 12,6 persen menjadi 14,1 persen," ungkapnya.

PKB, kata dia, juga mengalami sedikit penguatan dari 9,7 persen menjadi 10,3 persen.

Baca juga: Survei IPO: Pidato Ketua Umum PBNU Berpengaruh pada Kenaikan Elektabilitas PAN

Sementara, partai-partai lain mendapatkan dukungan lebih rendah dari perolehan Pemilu 2019.

“Elektabilitas sebagian besar partai belum pulih,” ucap Deni.

Deni melanjutkan bahwa tetap terbuka kemungkinan perubahan perolehan suara masing-masing partai.

Hal ini disebabkan oleh masih tingginya publik yang belum menentukan pilihan, yakni 15,3 persen.

“Setiap partai masih punya peluang menaikkan dukungan karena masih ada sekitar 15,3 persen pemilih yang belum menentukan pilihan,” jelasnya.

Adapun dari hasil survei SMRC, PDIP tetap menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi 23,4 persen, disusul Gerindra 14,1 persen, PKB 10,3 persen, Golkar 9,1 persen, NasDem 7 persen, Demokrat 5,9 persen, PKS 5,7 persen, PPP 2,4 persen, PAN 1,9 persen, Perindo 1,7 persen, dan PSI 1,1 persen.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 2-11 Maret 2023. Populasi dipilih secara random (stratified multi stage random sampling) 1220 responden. 

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1061 atau 87 persen.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved