Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS Terancam Bubar di Tengah Jalan, Ini Alasannya Kata Pengamat

Ia mengatakan dinamika Koalisi Perubahan sepertinya bakal lama dengan belum jelasnya cawapres Anies dan tarik-menarik antara ketiga partai. 

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
Istimewa
Bertempat di kediaman Anies Baswedan di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022), tiga partai pendukung pencalonan Anies sebagai calon presiden (capres) melakukan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) datang bergabung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai koalisi Partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa bubar sebelum mengumumkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024.

Menurut Arifki, bubar atau tidaknya rencana Koalisi Perubahan tersebut tergantung kesabaran ketiga partai politik (parpol) tersebut menunggu relasi kepentingan masing-masing.

"Jika ketiga partai ini tidak sabar dan memahami kepentingan masing-masing partai, koalisi ini bubar sebelum umumkan paket capres dan cawapres sangat berpotensi besar," kata Arifki dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1/2023).

Baca juga: PKS Nilai Wajar jika Demokrat Ingin AHY Jadi Cawapres Anies: Kami pun Ajukan Kang Aher

Ia mengatakan dinamika Koalisi Perubahan sepertinya bakal lama dengan belum jelasnya cawapres Anies dan tarik-menarik antara ketiga partai. 

Arifki menilai Koalisi Perubahan berpotensi bubar jika terjadi tekanan untuk mengusung cawapres Anies dari PKS dan Demokrat. 

Ia menyebut NasDem memiliki nilai positif karena mendeklarasikan Anies lebih awal, meskipun kepastiannya bakal maju sebagai capres hingga saat ini masih dilematis. 

Arifki menganggap PKS dan Demokrat bakal rugi jika Koalisi Perubahan bubar lantaran kedua partai itu berharap 'efek Anies' terutama apabila kader mereka dipasang sebagai cawapres.

"Narasi ini tentu bakal sulit diperoleh oleh Demokrat dan PKS di koalisi lain karena publik mengetahui posisinya sebagai partai oposisi," ujar Arifki.

Ia menyatakan wajar jika Partai Demokrat memaksakan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies, mengingat dalam survei selalu unggul.

Namun, kata Arifki, modal tersebut tidak cukup untuk mengantarkan paket Anies-AHY karena ada beberapa pertimbangan juga yang berpotensi menyulitkan deklarasi capres dan cawapres rencana Koalisi Perubahan itu.

Menurut Arifki beberapa pertimbangan tersebut yakni :

Pertama, kesepakatan Demokrat dan PKS belum tercapai, sehingga antara dua partai ini masih bersaing memperebutkan kursi cawapres. 

Kedua, dengan belum munculnya kepastian dari koalisi lain terkait capres dan cawapres diasumsikan sebagai penyebab Koalisi Perubahan belum memutuskan nama cawapres Anies.

Ketiga, NasDem tentu memiliki pertimbangan untuk memperlama deklarasi capres dan cawapres karena posisi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi mulai disentil anggota koalisi pemerintahan. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved