Minggu, 5 Oktober 2025

Syaloomitha Meirika: Self Love Bukan Pasrah Menerima Kekurangan, Tapi Berusaha Jadi Lebih Baik

Syaloomitha Meirika pernah merasa insecure atau tidak percaya diri. Bukan pasrah menerima keadaan, ia belajar menjadi versi terbaik dirinya.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com
TIDAK PERCAYA DIRI - Syaloomitha Meirika M., Puteri Indonesia Jawa Tengah 2 Tahun 2025, pernah mengalami perasaan tidak percaya diri. Alih-alih terjebak dalam rasa tidak aman itu, Syaloomitha memilih menjadikannya sebagai momentum untuk mencintai diri sendiri dan bertumbuh. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Merasa insecure atau tidak percaya diri adalah hal yang wajar, bahkan bagi figur publik sekalipun. 

Hal ini juga dirasakan oleh Syaloomitha Meirika M., Puteri Indonesia Jawa Tengah 2 Tahun 2025.

Namun, alih-alih terjebak dalam rasa tidak aman itu, Syaloomitha memilih menjadikannya sebagai momentum untuk mencintai diri sendiri dan bertumbuh.

“Sebagai perempuan dan juga manusia yang cukup merasakan naik-turunnya penilaian publik, rasa insecure itu pasti ada. Tapi aku selalu belajar mengubahnya menjadi self-love,” ujar Syaloomitha dalam pembukaan Diri Clinic di Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa: Dari Self-Love ke Selfishness

Menurutnya, konsep mencintai diri sendiri bukan berarti pasrah menerima kekurangan, melainkan berani berproses menjadi pribadi yang lebih baik.

“Self-love itu bukan berarti kita pasrah, tapi justru mau menjadikan diri kita versi terbaik—untuk diri sendiri dan juga orang-orang yang kita cintai.”

Syaloomitha kemudian membagikan pengalamannya sebagai pejuang jerawat.

Ia sempat menghadapi berbagai tantangan seperti pori-pori besar dan produksi minyak berlebih, yang membuatnya tidak nyaman dengan penampilannya.

Namun alih-alih menyerah, ia memilih memahami kondisi kulitnya terlebih dahulu, lalu mencari solusi yang tepat, termasuk dengan bantuan klinik profesional.

“Ketika menghadapi masalah kulit, aku selalu mulai dari mengenali kondisi dulu. Apakah bisa aku atasi sendiri atau perlu bantuan ahli. Kalau memang butuh perawatan, aku cari klinik yang benar-benar memberikan rasa nyaman,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya memilih klinik yang tidak hanya menjual jasa, tapi memberikan perawatan dengan pendekatan yang manusiawi dan personal.

“Kadang treatment pertama tidak langsung enak. Bahkan ada rasa sakit. Tapi kenyamanan dan rasa dihargai selama proses itulah yang membuat aku percaya dan bertahan," tuturnya.

Sementara itu, pendekatan personal dalam perawatan menjadi poin penting yang juga ditegaskan oleh dr. Deviana Himawan, Chief Medical Officer dan Co-Founder DIRI Care.

Menurutnya, kondisi kulit masyarakat Indonesia banyak dipengaruhi iklim tropis, polusi, hingga gaya hidup kurang sehat.

“Penumpukan sel kulit mati, kurang hidrasi, dan paparan sinar matahari memperparah kondisi kulit. Oleh karena itu, penting untuk memahami tipe kulit masing-masing agar perawatannya tepat sasaran,” ujar dr. Deviana.

Ia menyebut bahwa perawatan optimal bukan hanya soal skincare, tetapi perlu dilengkapi dengan treatment seperti facial, peeling, skin booster, mesoterapi, hingga laser.

Untuk masalah rambut seperti kerontokan atau kebotakan, solusi yang efektif mencakup serum aktif, suplemen oral, hingga terapi klinis seperti Laser A+ dan Hair Growth Therapy berbasis PRP (Platelet-Rich Plasma).

Christian Suwarna, CEO & Co-Founder Diri Care mengatakan beda dengan klinik lainnya, pihakmua  menyatukan pendekatan digital dan fisik.

"Pasien bisa konsultasi dari rumah, lalu jika dibutuhkan, langsung ditangani dengan teknologi klinik,” jelasnya.

DIRI Care, yang sejak 2022 telah melayani ratusan ribu pengguna digital dan mengirimkan lebih dari satu juta produk perawatan ke seluruh Indonesia, kini memperluas jangkauan layanannya lewat pembukaan cabang klinik kedua di Arteri Pondok Indah.

“Transformasi dari digital ke fisik ini merupakan bentuk nyata komitmen kami dalam memberikan perawatan kulit dan rambut yang personal, aman, dan nyaman,” ujar Christian.

Diri Clinic mengusung konsep omnichannel yang memungkinkan pasien berpindah antara layanan digital dan klinik secara seamless. Klinik ini dilengkapi teknologi medis mutakhir seperti PicoPro Laser, Botulinum Toxin, IPL, hingga ekstrak DNA Salmon untuk rejuvenasi kulit.

“Kami percaya efektivitas terbaik datang dari gabungan konsultasi digital dan perawatan klinik. Dengan pendekatan ini, kami bisa menjangkau masyarakat lebih luas, tanpa mengurangi kualitas layanan,” kata Christian.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved