Rabu, 1 Oktober 2025

Idul Adha 2025

Teks Khutbah Idul Adha 2025: Pengorbanan untuk Keberlanjutan Alam

Berikut teks khutbah Idul Adha 2025 yang berjudul "Pengorbanan untuk Keberlanjutan Alam".

Freepik
ILUSTRASI AL-QURAN - Foto ini diambil dari Freepik pada Rabu (4/6/2025) yang menampilkan Ilustrasi Al-Quran dan Tasbih. Berikut teks khutbah Idul Adha 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut teks khutbah Idul Adha 2025.

Tahun ini, Hari raya Idul Adha 2025 jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.

Saat sholat Ied, terdapat khutbah khusus yang akan disampaikan oleh penceramah.

Teks khutbah Idul Adha kali ini mengajak umat muslim untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail tidak hanya dalam konteks ketundukan kepada Allah, tetapi juga dalam kontribusi nyata terhadap kelestarian alam.

Dikutip dari laman Simbi Kemenag, berikut teks khutbah Idul Adha 2025 dengan judul "Pengorbanan untuk Keberlanjutan Alam".

Pengorbanan untuk Keberlanjutan Alam

Ma’âsyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah Swt yang telah menganugerahkan kita iman dan takwa, sehingga kita bisa melakukan ibadah salat Iduladha secara berjemaah di tempat yang penuh kemuliaan dan rahmat ini.

Selawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan kebaikan, kebenaran, bagaimana kita beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat di akhirat nanti. Amin.

Melalui mimbar ini, khatib berwasiat kepada kita semua, untuk meningkatkan iman dan takwa, karena Allah tegaskan bahwa sebaik-baik bekal dalam menjalankan kehidupan; baik di dunia dan akhirat adalah takwa. Takwa berarti melaksanakan apa yang diperintahkan Allah secara maksimal; baik itu ibadah sunah apalagi ibadah wajib, dan menjauhi apapun yang dilarang Allah secara maksimal; baik yang makruh apalagi yang haram.

Tanda seseorang sedang berada di jalan ketakwaan adalah memiliki hubungan baik dengan Allah, sesama manusia, dan alam. Tidak sempurna keimanan dan ketakwaan seseorang, apabila hanya menjaga hubungan baik dengan Allah dan manusia saja, kemudian mengabaikan lingkungan dan alam sekitar. Melalui momen Iduladha ini, marilah kita tunaikan dengan maksimal posisi kita sebagai khalifah, yaitu memelihara alam semesta dengan sebaik-baiknya.

Ma’âsyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Iduladha rahimakumullah,
Iduladha merupakan hari raya yang sarat akan pengorbanan, sehingga hari raya ini dikenal juga dengan istilah Idulkurban. Penamaan dengan Idulkurban bukan sebatas karena ada anjuran pemotongan hewan kurban, melainkan terdapat pengorbanan luar biasa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan keluarganya, untuk kelestarian alam dan keberlangsungan hidup manusia.

Pengorbanan pertama, ketika Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil di tengah gurun tandus, gersang, tidak ada air, dan tidak ada kehidupan. Hanya terdapat Baitullah (Kakbah), yang menjadi alasan Nabi Ibrahim meninggalkan keluarganya di sana. 

Kisah ini terekam dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami(demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S. Ibrahim/14: 37).

Syaikh Muhammad Sayyid Thanthawi dalam kitabnya At-Tafsîr Al-Wasîth li Al-Qur’an Al-Karîm menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil di tengah gurun tandus, agar dekat dengan Baitullah. Sehingga keluarganya tetap mengingat Allah Swt dan melaksanakan salat. Karena dengan ketaatan kepada Allah Swt, akan datang pertolongan dari arah yang tak terduga. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved