Senin, 29 September 2025

Stres di Kehidupan Sehari-hari Bisakah Picu Gangguan Jiwa? Ini Penjelasan Psikolog

Psikolog Diana Setyawati menuturkan, bahwa stres yang dialami pada kehidupan sehari hari tidak akan menyebabkan orang gangguan jiwa.

Freepik
Ilustrasi stress. Stres di Kehidupan Sehari-hari Bisakah Picu Gangguan Jiwa? Ini Penjelasan Psikolog 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Psikolog Diana Setyawati menuturkan, bahwa stres yang dialami pada kehidupan sehari hari tidak akan menyebabkan orang gangguan jiwa.

Gangguan jiwa terbentuk dari hasil dinamika yang kompleks antara kerentanan dan tekanan yang dialami seseorang.

“Dalam gangguan kejiwaan, beberapa sirkuit di otak mendasari semua fungsi otak tidak bekerja sebagaimana mestinya sehingga memicu munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit kejiwaan,” paparnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (3/2/2022).

Baca juga: LPSK Ungkap Kondisi Psikologis Penghuni Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat

Baca juga: Tanda Diri Alami Burnout, Kondisi Stres Fisik dan Mental karena Pekerjaan

Gangguan kejiwaan juga berkaitan dengan sistem kerja tubuh khususnya otak. Kondisi genetik, luka pada otak, adanya infeksi dan tumor, adanya efek dari tekanan yang berkepanjangan, dan adanya racun atau zat berbahaya dapat menjadi penyebab otak tidak berfungsi dengan normal.

“Salah satu tugas penting yang dilakukan otak adalah berhasil merespons stressor dari lingkungan dan berperan untuk mengingat respons yang berhasil dan gagal,” jelas dia.

Apabila otak tidak bekerja dengan semestinya satu atau lebih dari keenam fungsi otak –yaitu berpikir, persepsi, emosi, signaling, fisik, dan perilaku– akan terganggu.

Gangguan kejiwaan awal ditandai dengan gejal sebagai berikut: berbicara cepat, menangis, tindakan agresif, dan sebagainya. Sedangkan gejala atau symptom merupakan sesuatu yang hanya dirasakan oleh individu seperti perasaan putus asa dan berpikiran negatif. Pada beberapa kesempatan dan juga diidentifikasi dari pengamatan ketika menangis dan postur tubuh yang kuyu.

“Tanda dan gejala ini dapat terjadi dengan pola yang dapat dikenali. Karena adanya pola tersebut gangguan kejiwaan memiliki nama dan dapat ditangani,” jelas Diana.

Gangguan pada fungsi otak ini dapat memetakan jenis gangguan kejiwaan yang dialami oleh seseorang.

Seperti gangguan skizofrenia yang terjadi pada fungsi otak psikosis yang melibatkan kognisi dan persepsi, gangguan pada fungsi emosi yaitu depresi dan bipolar, gangguan pada fungsi signaling antara lain adalah social anxiety disorder dan panic disorder, serta pada gangguan fisik dan perilaku terdapat obsessive compulsive disorder dan post traumatic stress disorder.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan