Minggu, 5 Oktober 2025

Pakar Sosiologi Beberkan Penyebab Orang Suka Selingkuh

Guru Besar FISIP UNAIR itu melanjutkan terdapat beberapa faktor yang memicu pasangan untuk selingkuh.

Times of India
Ilustrasi selingkuh 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Memiliki pasangan setia dan saling mencintai adalah dambaan setiap pasangan suami istri, terlebih jika hubungan itu telah berlangsung lama.

Namun terkadang ada saja yang menyebabkan keharmonisaan keluarga memudar. Satu diantaranya adalah perselingkuhan.

Prof. Dr. Sutinah, Dra., M.S. pakar sosiologi keluarga UNAIR mengatakan selingkuh adalah kegiatan emosional dan seksual yang melibatkan seseorang berpasangan dalam hubungan komitmen, dengan perbuatan tidak jujur dan menyeleweng dari norma.

“Selingkuh kalau dalam ilmu sosiolog termasuk perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku termasuk norma agama, sosial, dan lain-lain,’’ ujarnya dikutip dalam laman UNAIR, Sabtu (8/1/2022).

Baca juga: Kronologi Suami di Sulteng Duel dengan Selingkuhan Istri, Saling Serang Gunakan Keris dan Batu

Guru Besar FISIP UNAIR itu melanjutkan terdapat beberapa faktor yang memicu pasangan untuk selingkuh.

Baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal bersumber pada diri pelaku seperti halnya, psikis dan biologis. Sementara faktor eksternal bersumber dari luar diri pelaku seperti lingkungan atau keadaan sosial.

Beberapa diantaranya yakni:

Kebutuhan Seks

Prof. Tina menyebut, perilaku manusia yang yang mendorong dirinya untuk selingkuh tidak sedikit juga karena ingin merasakan variasi seksual dan romantisme yang berbeda dengan pasangannya.

Meski seks bukan faktor utama, tetapi kerap terjadi. Pelaku selingkuh berdalih karena kurangnya kepuasan gairah seks dari pasangan.

Tidak mendapat well-treat

“Selingkuh juga tidak melulu soal seksual, tetapi juga emosional, barangkali pelaku tidak mendapat kedekatan emosi dengan pasangan, kemudian ada satu kesempatan dan pasangan selingkuhnya menganggapnya sebagai peluang,’’ ujarnya.

Kemudian hubungan yang tidak wajar pun berlanjut, rasa-rasanya kurang jika satu hari tidak bertemu dengan pasangan selingkuhannya.

Coba-coba

Dalam lingkungan pertemanan kerap menciptakan strata kelas sosial dengan indikator berani selingkuh.

Berani dan semakin rajin selingkuh, maka pelaku selingkuh itu semakin diterima menjadi anggota kelompok yang bersangkutan.

“Kadang kala dianggap temannya sok suci, pengasosiasian kelompok suami-suami takut istri, membuat pelaku terdorong mencoba selingkuh untuk menghapus label takut istri tadi,’’ imbuhnya.

LDR

Menurut Dosen sosiologi ini ketika berumah tangga dan mengharuskan suami jarak jauh dengan istri. Sebetulnya di situ ada kebutuhan biologis yang harus terpenuhi.

“Ketika sedang ingin mempergauli tetapi terhalang jarak, ia memilih alternatif melakukannya dengan orang lain,’’ ujar Prof. Tina.

Latar Belakang Menikah

Prof Tina mengatakan sebelum menikah mungkin belum ada masa penyesuaian, langsung tahap penjodohan.

Selanjutnya salah satu pasangan ada yang merasa tidak sreg.

‘’Lebih jauh lagi, perjodohan yang berkaitan dengan faktor sosial ekonomi, itu juga berpotensi,’’ ucap Prof Tina.

Ia menekankan, selingkuh tidak hanya dilakukan laki-laki saja, melainkan perempuan pun juga demikian dan pemicu faktor sosial lainnya masih banyak.

Oleh karena itu, berbagai cara preventif, bisa dilakukan dengan komunikasi yang efektif.

‘’Meskipun sudah berkeluarga bukan berarti apa-apa harus ada anak, sesekali lakukanlah qtime bersama pasangan, dikomunikasikan, bisa juga jalan-jalan berdua layaknya masa pacaran,’’ pesannya.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved