Isu Gender Jadi Hambatan Perempuan Gapai Impian, Kampanye Tak Berhenti Berkialu Digaungkan
Di zaman modern ini, perempuan dihadapkan pada masih kuatnya isu gender yang digaungkan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaum perempuan muda Indonesia saat ini masih terus menghadapi begitu banyak tantangan eksternal yang mempengaruhi langkah mereka dalam upaya mengembangkan diri.
Di zaman modern ini, perempuan dihadapkan pada masih kuatnya isu gender yang digaungkan.
Hal ini tentu saja mendorong sebagian besar perempuan merasakan hambatan untuk bisa menjadi 'seseorang yang berdaya'.
Lalu bagaimana isu ini jika dilihat dari kaca mata Psikolog?
Baca juga: Modus Bisa Usir Genderuwo, Dukun Gadungan di Sumut Setubuhi 2 Wanita, Aksi Dilakukan Berulang Kali
Baca juga: Satu Forum dengan Vladimir Putin, Dyah Roro Esti Dorong Kesetaraan Gender Jadi Perhatian Dunia
Psikolog Klinis yang peduli terhadap isu gender, Inez Kristanti, M.Psi, mengatakan bahwa keinginan dan motivasi perempuan dalam mengaktualisasikan diri dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
"Salah satunya dari bagaimana peran seorang perempuan disosialisasikan atau ditanamkan oleh orang-orang sekitarnya. Apakah di lingkungan tersebut perempuan diharapkan untuk menjadi seseorang yang berdaya atau tidak," ujar Inez, dalam webinar kampanye Sunsilk bertajuk '#TakTerhentikanTukBerkilau', Senin (22/11/2021).
Mirisnya, kata dia, kaum perempuan saat ini masih 'dipandang sebelah mata' dan dianggap tidak memiliki kemampuan yang sama seperti kaum laki-laki.
Minimnya dukungan inilah yang akhirnya mempengaruhi mental dan semangat mereka dalam upaya mencapai cita-cita yang mereka inginkan.

"Berbagai stigma terhadap perempuan pun masih ada di tengah masyarakat, sehingga beberapa perempuan bahkan tidak terpikir untuk memiliki mimpi, apalagi mewujudkannya," jelas Inez.
Menurutnya, kehadiran sosok role model yang memiliki kesamaan latar belakang dan permasalahan, dapat menciptakan motivasi bagi para perempuan ini dalam meraih impiannya.
Selain itu, dalam upaya mengembangkan diri, mereka juga membutuhkan sumber daya dan akses yang luas.
Perlu diketahui, sebanyak 28,64 persen perempuan muda Indonesia tidak bisa bersekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan karena adanya keterbatasan akses.
Melihat hambatan yang dialami perempuan Indonesia dalam mencapai mimpinya, Sunsilk melalui kampanye #TakTerhentikanTukBerkilau menghadirkan sebuah ekosistem untuk perempuan Indonesia agar bisa berkarya serta memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Dalam kampanye ini, brand tersebut menggandeng sederet mitra untuk memberikan rangkaian kelas online maupun offline, serta hard skill maupun soft skill yang dibutuhkan, agar perempuan Indonesia dapat meraih semua impiannya.
Senior Brand Manager Sunsilk, Elviana Lim mengatakan pihaknya concern terhadap apa yang dialami para perempuan muda Indonesia yang masih menemui kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya.
"Kami melihat bahwa saat ini perempuan muda Indonesia masih menghadapi begitu banyak tantangan dari lingkungan eksternal yang menghambat mereka untuk berkembang," kata Elvi.
Menurut survei yang dilakukan brand ini terhadap perempuan muda di berbagai wilayah Indonesia pada 2021, sebanyak 60 persen dari mereka merasa bahwa tantangan terbesar dalam meraih mimpi ini berasal dari faktor keluarga dan tuntutan masyarakat.
Bahkan, 89 persen perempuan muda ini merasa ekspektasi masyarakat terhadap sosok perempuan telah mempengaruhi cara mereka membayangkan masa depan.
"Sejalan dengan brand purpose Sunsilk, yaitu 'membuka lebih banyak peluang bagi perempuan muda Indonesia untuk meraih mimpi', kami berharap dapat memberikan dukungan yang lebih holistik melalui kampanye terbaru kami," tegas Elvi.
Dalam program kampanye ini, Sunsilk menggandeng lembaga bimbingan belajar Skill Academy dari Ruangguru untuk membekali perempuan Indonesia dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan, melalui https://sunsilk.skillacademy.com/.
Kerja sama ini hadir dalam bentuk kelas soft skill yakni rangkaian kelas online gratis dari para expert untuk tidak hanya kembali mendorong semangat bagi para perempuan Indonesia agar berani bermimpi.
Namun juga membantu mengenali bakat dalam diri agar merela bisa memulai ataupun mengembangkan karir, serta menguasai keterampilan berkomunikasi.
Selain itu, ada pula kelas hard skill yang akan memberikan kesempatan bagi para perempuan muda ini untuk mengeksplorasi berbagai kelas yang tersedia di Skill Academy, tentu dengan harga yang lebih terjangkau.
"Dengan target menjangkau 500.000 perempuan, dukungan Sunsilk melalui kampanye ini akan terus berlangsung melalui kelas online yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh perempuan muda Indonesia," papar Elvi.
Salah satu pemenang kompetisi ini bernama Febriani, ia merupakan mahasiswi Magister Pendidikan Fisika dari FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Ia pun menjelaskan bahwa minat dan cita-citanya selama ini berfokus pada bidang yang cenderung didominasi kaum laki-laki.
Hal ini tentu menjadi tantangan baginya dalam upaya mengeksplorasi diri agar bisa menjadi apa yang diinginkannya.
"Sejak lama aku tertarik pada Science, Technology, Engineering, and Mathematics, bidang yang bisa dibilang masih didominasi oleh laki-laki," kata Febriani.
Oleh karena itu, demi mewujudkan cita-cita besarnya menjadi Dosen Fisika, ia pun terus mengasah kemampuannya dan memupuk semangatnya melalui kegiatan mentoring ini agar mampu menjadi perempuan yang berdaya bagi masyarakat.
"Untuk itu, aku harus berjuang ekstra untuk meraih mimpi besarku: menjadi dosen fisika yang bisa menginspirasi mahasiswa dan lingkungan, serta menghasilkan berbagai produk yang memiliki manfaat luas. Dengan begitu banyaknya ilmu dan pengalaman baru yang aku dapatkan melalui kompetisi ini, aku mengajak lebih banyak lagi perempuan muda untuk bergabung dalam kampanye ini agar kita bisa bersama-sama meraih mimpi," pungkas Febriani.