Minggu, 5 Oktober 2025

Baju dan Celana Motif Tie-Dye Ngetren Lagi, Jadi Ladang Bisnis Menggiurkan, Begini Lo Cara Bikinnya

Sempat menjadi tren mode terbesar pada era 1990-an, motif tie-dye  hadir kembali sejak mewarnai koleksi berbagai rumah mode mewah .

Penulis: Lita Febriani
kompas.com
Sempat menjadi tren mode terbesar pada era 1990-an, motif tie-dye  hadir kembali sejak mewarnai koleksi berbagai rumah mode mewah . 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada masa pandemi ini, ada banyak sekali peluang yang bisa dilakukan untuk mulai berbisnis sederhana.

Dengan menjual produk ke target pasar yang tepat, kita bisa saja mendapat pendapatan yang besar.

Contoh produk yang sedang digemari saat ini adalah tie-dye fashion.

Motif tie-dye yang khas didapatkan dari metode pewarnaan yang melibatkan teknik melipat, memutar, melipit dan meremas kain, yang kemudian diikat menggunakan tali atau karet gelang, sehingga tercipta perpaduan warna dan bentuk mencuri perhatian.

Sempat menjadi tren mode terbesar pada era 1990-an, motif tie-dye  hadir kembali sejak mewarnai koleksi berbagai rumah mode mewah pada beberapa musim terakhir, seperti Dior, Gucci dan Balenciaga.

Sejumlah selebriti papan atas Indonesia hingga Hollywood pun terlihat memakainya.

Tren ini semakin naik daun di kalangan masyarakat luas berkat label lokal maupun perajin UMKM yang ikut mengadaptasi corak tersebut di produk mereka.

Minat tinggi masyarakat Indonesia terhadap tie-dye juga ditunjukkan dari hasil pencarian di Google yang meningkat pesat selama beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan data Google Trends, tie-dye banyak dicari terutama di wilayah Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah, Lampung dan Banten.

Memanfaatkan tren ini, menjual busana serta aksesoris bermotif tie-dye menjadi salah satu bisnis rumahan dengan prospek menggiurkan.

Proses pembuatannya terbilang mudah dan bisa turut membantu melestarikan lingkungan, karena dapat memanfaatkan pakaian atau sarung bantal yang sudah tidak terpakai lagi dan di-upcycle menjadi seperti baru dengan corak tie-dye yang sedang hype.

Seorang dyer sekaligus pemilik label Kusuma, Diah Kusumawardani, menjadi contoh nyata yang mendapat penghasilan lebih setelah pandemi terjadi.

Berawal dari hobi, kini ia bisa mendapatkan keuntungan Rp 3 juta - Rp5 juta per bulan dengan berjualan berbagai produk tie-dye.

Penyedia layanan logistik Ninja Xpress memiliki misi tersendiri untuk membantu para pelaku UMKM selama pandemi Covid-19 dan menghadapi new normal.

Dalam episode terbaru konten Belajar Ragam Usaha Baru (Berguru) di channel YouTube Ninjaxpressid, Diah Kusumawardani bersama Ninja Xpress membagikan cara membuat motif tie-dye bentuk spiral di rumah.

Bahan dan peralatan yang diperlukan tidak mahal, bahkan sebagian adalah benda yang umum dimiliki di setiap rumah, yaitu gunting, karet gelang, sarung tangan karet, wadah, tray, manik-manik atau kelereng, water glass, pewarna atau pemutih dan tentunya media yang akan diwarnai seperti kaus, piyama atau topi.

Teknik pewarnaan tie-dye menggunakan metode pewarnaan dingin.

Pigmen warna yang dijual di pasaran pun ada yang aman untuk anak-anak, sehingga si kecil juga bisa ikut belajar dan berkreasi bersama.

Apabila menggunakan media berwarna putih, maka akan dilakukan pewarnaan.

Sedangkan jika memakai media yang sudah berwarna, warna tersebut akan dihilangkan menggunakan pemutih untuk memunculkan motif.

Setelah menentukan media yang hendak diproses, cari titik tengah dan jiwit sambil diputar sampai membentuk spiral.

Gunakan karet gelang untuk menahan agar bentuk spiral tidak terbuka kembali. Rendam di dalam water glass agar warna dapat terkunci nantinya.

Setelah diperas, letakkan media yang hendak diwarnai di atas tray dan warnai dengan merata. Diamkan selama 3-8 jam agar warna teresap sempurna.

Selain berbagi ilmu melalui serial video Berguru yang tayang setiap minggu, Ninja Xpress juga melakukan sejumlah program inisiatif lainnya seperti Ninja Academy (OASIS Online).

"Ini merupakan bentuk perwujudan dari kampanye #ObsesiUntukNegeri, yang merupakan komitmen Ninja Xpress dalam mendukung dan membantu UMKM serta brand lokal untuk terus berkembang," tutur Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, Kamis (26/11/2020).

Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa.
Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa. (Istimewa.)

Melalui program pelatihan Ninja Academy (OASIS Online), Ninja Xpress memberikan pelatihan online kepada mereka yang berada di dalam ekosistem Ninja Xpress.

Ada juga Ninja Creative Hub yang menjadi tempat di mana para pelaku UMKM serta brand lokal untuk meningkatkan kemampuannya supaya bisa lebih berkembang.

"Oleh sebab itu, tidak perlu takut atau ragu untuk memulai bisnis dari rumah, karena ada banyak fasilitas yang dapat menunjang pertumbuhan maupun skill guna memperlancar kegiatan berbisnis. Jadi, tunggu apa lagi," ungkap Andi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved