Jakarta Fashion Week 2013
Para Stylemakers Panaskan Hari Kesembilan JFW
LPM Graduates Show mengawali seluruh rangkaian acara hari ini, Jumat (9/11/2012).
Laporan Wartawan Tribun Jakarta,
Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Sepekan sudah Jakarta Fashion Week 2013 digelar. LPM Graduates Show mengawali seluruh rangkaian acara hari ini, Jumat (9/11/2012).
Pagelaran ini menampilkan karya-karya enam desainer alumni Lomba Perancang Mode (LPM) yang dinilai telah diminati pasar dan media di Indonesia.
Enam desainer ini dipilih dan dikurasi oleh 18 anggota Fashion Council yang terdiri dari para redaktur majalah fashion dan gaya hidup di Indonesia.
Di tahun yang ketiga ini, Fashion Council memilih Stephanus Hamy, Musa Widiatmodjo, Taruna Kusmayadi, Popo Ricky, Vinora Ng dan Billy Tjong.
"Mereka yang terpilih adalah para desainer yang memiliki lini busana siapa pakai high-end," ujat Diaz Parzada, Creative Director Jakarta Fashion Week 2013.
Pagelaran dibuka dengan koleksi dari Stephanus Hamy yang mengangkat tema "Bima". Sesuai dengan temanya, Stephanus menghadirkan busana-busana yang terbuat dari tenun NTB.
Terusan-terusan pendek, celana pendek dipadukan dengan blazer tampak eye-catchy dengan motif tenun NTB yang geometris dan penuh warna menyala.
Musa Widiatmodjo hadir dengan "The Old Story". Semua busana, terdiri dari busana wanita dan pria, masing-masing berjumlah empat look, yang ditampilkannya terbuat dari kain-kain tradisional yang telah dikoleksinya sejak lama. "Ini alasan mengapa koleksi saya disebut luxurious," katanya.
Untuk busana wanita, Musa menghadirkan terusan pendek dengan aksen peplum, blazer, blouse panjang dengan belahan asimetris. Sementara itu kemeja dan jaket mewarnai koleksi busana prianya.
Nuansa gelap, emas, dan tembaga mewarnai koleksi terbaru Taruna Kusmayadi yang mengusung tema "Enigma".
"Enigma merepresentasikan wanita yang penuh dilema. Ia ingin diterima masyarakat apa adanya," ujar ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
Konsepnya itu diterjemahkan ke dalam cocktail dress hitam dan emas dengan asken pada kerah dan pundak yang tajam. Yang menarik perhatian adalah permainan volume berisi tulle pada bagian belakang rok dan jaket.
Usai Taruna, giliran Popo Rickky yang menghadirkan busana-busana bernuansa avant-garde dalam tema "Juxtapose".
Permainan padu bahan berbeda pada cocktail dress bersiluet klasik, seperti tweed organza dan lurex, dengan dekorasi bernuansa floral. Tak heran jika motif floral mendominasi koleksinya ini mengingat Popo terinspirasi dari pusis Robert Frost berjudul "A Prayer in Spring".