Kamis, 2 Oktober 2025

Tribun Jakarta Kuliner

Kangen Angkringan Yogya? Ah, di Palmerah Juga Ada!

Kangen nasi kucing (sego kucing) ala Angkringan Yogya? Meluncur saja ke Palmerah, Jakarta, dekat Slipi !

zoom-inlihat foto Kangen Angkringan Yogya? Ah, di Palmerah Juga Ada!
KOMPAS
Nasi kucing ala Angkringan Yogya di Palmerah, Jakarta Barat.

TRIBUN JAKARTA - Bagi yang pernah kuliah atau menetap sementara di Yogya, pastinya kenal yang namanya warung angkringan.

Itu lho, gerobak kayu yang disulap jadi restoran pinggir jalan. Makanannya pun khas. Tapi sebelum disantap ada baiknya dibakar dulu di atas bara api.

Kini tak perlu lagi ke Yogya untuk mengobati kerinduan menyantap panganan angkringan. Misalnya cukup geser saja ke Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat.

Dari Slipi, lokasinya tak begitu jauh. Kira-kira sekitar dua atau tiga kilometer. Bila di kiri jalan ada gedung BRI, lihatlah di seberang. Nah, di situlah angkringan ini mangkal.

Seperti di daerah asalnya, angkringan Palmerah ini baru buka selepas maghrib. Menu utamanya, jelas sego kucing dengan beragam lauk pauk. Mulai dari oseng-oseng, teri sampai secuil ikan bandeng.  "Saya namai Gunungkidul karena saya asli sana," kata Sentot, si juragan, tertawa lepas.

Hidangan pelengkap sego kucing ini cukup sederhana. Lauk pauknya aneka sate seperti sate telur burung puyuh, sate kikil, dan sate usus ayam. Terus ada rupa-rupa gorengan, tahu dan tempe bacem, ceker ayam, dan sebagainya.  

Bisa disebut, menu di angkringan satu ini benar-benar membawa aura khas Yogya. Di lidah, semua hidangannya khas rasa kota Gudeg itu. Rasa legit dari lauk-lauk begitu terasa. Tak hanya lauk bacem, bahkan sate usus dan sate sosis pun begitu legit.

Sebagai teman minum, tinggal pesan teh poci. Tapi di sini yang digunakan bukan teko tanah liat tapi yang jelas gulanya dari batu. Ada pula jahe kepruk. Minuman jahe ini asli terbuat dari akar jahe yang dibakar lalu dikepruk dan diseduh air panas. Jadinya bukan jahe instan.

Asyiknya makan di angkringan yang kental nuansa wong ciliknya itu di sisi kehangatannya. Konsep angkringan itu menonjolkan tempat relaks berlesehan ria.

Lalu berbincang-bincang ngalor-ngidul sambil menikmati hidangan sederhana. Tak usah khawatir diusir sama si empunya. Tinggal tahu diri saja kalau si Sentot sudah usung-usung barang dan bersih-bersih, itu tandanya mesti undur diri.

Sebagai saran saja, semua makanan di angkringan ini cepat ludes jika di atas pukul 10.00. Jadi, sangat beruntung jika bisa mendapatkan menu dalam keadaan lengkap di atas pukul tersebut. (KOMPAS)

Baca selengkapnya di koran digital TRIBUN JAKARTA

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved