Senin, 29 September 2025

Polusi Udara Jakarta Memburuk, Pimpinan MPR Minta Pemerintah Lakukan Manajemen Krisis

Eddy Soeparno imbau pemerintah kota dan segenap pemangku kepentingan untuk melakukan penanganan secara koordinatif perihal tingkat kualitas udara.

Editor: Content Writer
Istimewa
POLUSI UDARA - Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, saat menjadi keynote speaker dalam acara Validation Seminar Techinal Asistance: Accelarating The Clean Energy Transition in Southeast Asia di Hotel Mulia. Ia menghimbau pemerintah kota dan segenap pemangku kepentingan lain untuk melakukan penanganan secara koordinatif dan segera perihal polusi udara yang kian memburuk. 

TRIBUNNEWS.COM - Per 26 Juni, tingkat kualitas udara di Jakarta, Tangerang Selatan, serta beberapa kota besar lainnya seperti Medan dan Surabaya kembali tercatat berada dalam kategori tidak sehat.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menghimbau pemerintah kota dan segenap pemangku kepentingan lain untuk melakukan penanganan secara koordinatif dan segera. 

“Selama tiga tahun belakangan ini, Jakarta dan sejumlah kota lainnya sering masuk daftar kota dengan kualitas indeks udara yang buruk, bahkan terburuk di dunia," ujarnya.

"Kondisi ini tidak dapat dibiarkan berkepanjangan dan perlu ada upaya ekstra yang dilakukan secara kolektif dan koordinatif agar penanganannya bisa dilaksanakan secara intensif," kata Eddy di sela-sela menjadi keynote speaker dalam acara Validation Seminar Techinal Asistance: Accelarating The Clean Energy Transition in Southeast Asia di Hotel Mulia.

“Pemerintah daerah serta kementerian dan lembaga terkait perlu merumuskan peta jalan untuk mereduksi polusi udara yang sudah masuk kategori akut ini. Menambah armada kendaraan umum listrik dan memperluas wilayah operasional bisa menjadi salah satu solusinya, mengingat emisi buang kendaraan merupakan kontributor terbesar dari polusi udara," ungkap Eddy.

Baca juga: Eddy Soeparno Bahas Soal Penempatan Dubes: Saya Yakin Prabowo Sudah Siapkan Kandidat yang Tepat

Doktor Ilmu Politik UI ini menyampaikan sosialisasi bike to work, serta penyempurnaan ekosistem kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor sudah sebaiknya ditingkatkan.

“Selain itu kita juga perlu mengakselerasi program transisi energi yang tertuang dalam RUPTL tahun 2025-2034 agar pembangunan sumber-sumber listrik energi terbarukan sebesar 52 GW dapat terwujud, agar pertumbuhan sektor industri, komersial, dan rumah tangga ke depannya berbasis energi terbarukan,” ucapnya.

“Terakhir, kita patut mendalami kembali upaya untuk mempensiun dinikan PLTU batubara yang berpotensi diakhiri masa operasinya lebih awal. Tentu dengan catatan bahwa pembangkit listrik penggantinya berbasis energi terbarukan telah tersedia," lanjutnya.

Eddy mengungkapkan bahwa saat ini dirinya bersama tim konsultan ekonomi karbon sedang melakukan kajian terkait skema pembiayaan yang memungkinkan percepatan pensiun dini PLTU batubara tanpa memberikan tekanan terhadap APBN.

“Saya berharap kita semua berkolaborasi dan bekerja secara urgent untuk menangani pencemaran udara yang membahayakan kesehatan masyarakat. Ini adalah panggilan mulia dan saya berharap kita semua meresponsnya dengan cepat," tutup Anggota Komisi XII DPR RI ini. (*)

Baca juga: Eddy Soeparno: Keinginan Putin Kembangkan Energi Nuklir Sejalan dengan Visi Ketahanan Energi Prabowo

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan