Polusi Udara Jakarta Memburuk, Pimpinan MPR Minta Pemerintah Lakukan Manajemen Krisis
Eddy Soeparno imbau pemerintah kota dan segenap pemangku kepentingan untuk melakukan penanganan secara koordinatif perihal tingkat kualitas udara.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Per 26 Juni, tingkat kualitas udara di Jakarta, Tangerang Selatan, serta beberapa kota besar lainnya seperti Medan dan Surabaya kembali tercatat berada dalam kategori tidak sehat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menghimbau pemerintah kota dan segenap pemangku kepentingan lain untuk melakukan penanganan secara koordinatif dan segera.
“Selama tiga tahun belakangan ini, Jakarta dan sejumlah kota lainnya sering masuk daftar kota dengan kualitas indeks udara yang buruk, bahkan terburuk di dunia," ujarnya.
"Kondisi ini tidak dapat dibiarkan berkepanjangan dan perlu ada upaya ekstra yang dilakukan secara kolektif dan koordinatif agar penanganannya bisa dilaksanakan secara intensif," kata Eddy di sela-sela menjadi keynote speaker dalam acara Validation Seminar Techinal Asistance: Accelarating The Clean Energy Transition in Southeast Asia di Hotel Mulia.
“Pemerintah daerah serta kementerian dan lembaga terkait perlu merumuskan peta jalan untuk mereduksi polusi udara yang sudah masuk kategori akut ini. Menambah armada kendaraan umum listrik dan memperluas wilayah operasional bisa menjadi salah satu solusinya, mengingat emisi buang kendaraan merupakan kontributor terbesar dari polusi udara," ungkap Eddy.
Baca juga: Eddy Soeparno Bahas Soal Penempatan Dubes: Saya Yakin Prabowo Sudah Siapkan Kandidat yang Tepat
Doktor Ilmu Politik UI ini menyampaikan sosialisasi bike to work, serta penyempurnaan ekosistem kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor sudah sebaiknya ditingkatkan.
“Selain itu kita juga perlu mengakselerasi program transisi energi yang tertuang dalam RUPTL tahun 2025-2034 agar pembangunan sumber-sumber listrik energi terbarukan sebesar 52 GW dapat terwujud, agar pertumbuhan sektor industri, komersial, dan rumah tangga ke depannya berbasis energi terbarukan,” ucapnya.
“Terakhir, kita patut mendalami kembali upaya untuk mempensiun dinikan PLTU batubara yang berpotensi diakhiri masa operasinya lebih awal. Tentu dengan catatan bahwa pembangkit listrik penggantinya berbasis energi terbarukan telah tersedia," lanjutnya.
Eddy mengungkapkan bahwa saat ini dirinya bersama tim konsultan ekonomi karbon sedang melakukan kajian terkait skema pembiayaan yang memungkinkan percepatan pensiun dini PLTU batubara tanpa memberikan tekanan terhadap APBN.
“Saya berharap kita semua berkolaborasi dan bekerja secara urgent untuk menangani pencemaran udara yang membahayakan kesehatan masyarakat. Ini adalah panggilan mulia dan saya berharap kita semua meresponsnya dengan cepat," tutup Anggota Komisi XII DPR RI ini. (*)
Baca juga: Eddy Soeparno: Keinginan Putin Kembangkan Energi Nuklir Sejalan dengan Visi Ketahanan Energi Prabowo
Soal Mencuatnya Ide 1 Orang Miliki 1 Akun, PAN Singgung Konsekuensi dalam Proses Demokrasi |
![]() |
---|
Eddy Soeparno Perjuangkan Waste to Energy untuk Palembang Selesaikan Masalah Sampah |
![]() |
---|
Eddy Soeparno: Indonesia Layak Menjadi Global Climate Change Leader |
![]() |
---|
Soroti Banjir di Bali, Eddy Soeparno: Dampak Krisis Iklim Makin Nyata |
![]() |
---|
Eddy Soeparno: Indonesia Siap Jadi Hub CCS-CCUS Asia lewat Kolaborasi Lintas Sektor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.