Sabtu, 4 Oktober 2025

The First Pacific Exposition & Tourism Forum Dubes Tantowi Yahya Rangkul 20 Negara

Menghadirkan 20 negara Pacific dalam sebuah forum itu tidak mudah. Tetapi itu bisa dilakukan dengan baik oleh Tantowi Yahya.

Editor: Content Writer
Kemenpar
The First Pacific Exposition di Auckland, 11-14 Juli 2019 ini menghadirkan 20 negara Pacific. 

Salah satu pintu yang paling manarik dalam kolaborasi itu adalah sektor pariwisata. Karena ke depan pariwisata menjadi penghasil devisa yang besar dan sustainable.

“Karena itu saya mengajak Pak Menpar Arief Yahya di forum Pacific Exposition ini untuk creating Pacific Momentum,” ungkap mantan presenter TV, penyanyi country, dan pembaca acara kuis yang ngetop di tanah air itu.

Sebagai seorang diplomat, Tantowi Yahya sukses membuat bangsa bangsa Pacific itu semakin paham tentang Indonesia.

Dia juga sukses mengajak negara-negara pacific dalam sebuah isu yang sangat seksi, yakni pariwisata. Karena semua negara memang sedang memiliki planning yang sama, menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi andalan negaranya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menjadi bintang di acara itu menyambut gembira pertemuan negara-negara Pasifik yang diinisiasi KBRI Wellington ini.

Semangat negara-negara Pacific itu juga diapresiasi, untuk membangun kolaborasi di sektor pariwisata.

“Semoga di akhir acara ini, kita dapat memberikan kontribusi positif untuk kerjasama timbal balik antara Negara-negara Pasifik, sejalan dengan moto Towards One Pacific Destination, Menuju Satu Tujuan Pasifik ini,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya langsung mencontohkan kawasan ASEAN yang dulunya memiliki forum ministrial meeting, untuk pariwisata.

Setiap tahun bertemu dan melakukan improvement, sehingga membuat ATF, ASEAN Tourism Forum, dan dalam tiga tahun terakhir menelorkan kesepakatan ASEAN Single Destination.

Ini merespons kawasan lain di dunia, yang bersatu, berkolaborasi, membuat paket wisata untuk beberapa destinasi di beberapa negara.

Misalnya, Uni Eropa dengan single Visa. Amerika Latin, Tiongkok sendiri Hongkong, Shenzhen, Macao, kawasan Skandinavia dengan Finland, Sweden, Iceland, dan lainnya.

“Maka ASEAN juga melakukannya, dan sukses, mengembangkan paket produk destinasi bersama, promosi bersama, baik B to B, maupun G to G, antarnegara Asia Tenggara, termasuk sampai membangun SDM standar ASEAN,” ungkap Arief Yahya.

Melalui Rencana Strategis Pariwisata ASEAN untuk 2016-2025, ASEAN ingin membangun tujuan wisata berkualitas yang menawarkan pengalaman ASEAN yang unik, beragam, dan berkomitmen untuk pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, inklusif dan seimbang, untuk berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat ASEAN.

Ada 2 (dua) strategi, Meningkatkan Daya Saing ASEAN sebagai Tujuan Wisata Tunggal, dan Memastikan bahwa Pengembangan Pariwisata ASEAN Berkelanjutan dan Inklusif.

Meningkatkan daya saing berarti negara-negara akan berkolaborasi dalam upaya seperti mengintensifkan promosi dan pemasaran, diversifikasi produk pariwisata, menarik investasi pariwisata dan meningkatkan kualiatas SDM pariwisata, standar fasilitas pariwisata, dan pelayanannya.

Strategi ke-2 adalah Memastikan Pengembagan Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif, yang memerlukan beberapa tindakan, yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat lokal, sektor swasta dan sektor publik dalam pembangunan, memastikan keselamatan dan keamanan, memprioritaskan perlindungan dan pengelolaan situs warisan dan juga meningkatkan upaya terhadap pelestarian lingkungan dan perubahan iklim.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved